Bisnis.com, Tangerang Selatan — PT Bank Kesejahteraan Ekonomi menargetkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari produk BKE Wallet pada tahun depan senilai Rp100 juta.
Presiden Direktur BKE Sasmaya Tuhuleley mengatakan, angka FBI yang dibidik pada tahun pertama BKE Wallet diluncurkan memang tidak besar. Seiring waktu diharapkan nilainya bakal bertambah lantaran semakin meluasnya penggunaan layanan perbankan digital ini.
“BKE Wallet itu hasil kerja sama dengan Telkom. Secara internal kami sudah pakai, tetapi baru akan dirilis ke publik pada awal tahun depan,” ucapnya kepada Bisnis ditemui usai peresmian kantor cabang perdana di Provinsi Banten, Tangerang Selatan, Kamis (14/12/2017).
Sasmaya menuturkan, kerja sama dengan Telkom untuk BKE Wallet sangatlah menguntungkan. Pasalnya, 70% dari fee akan masuk ke Bank Kesejahteraan Ekonomi barulah sisanya sebesar 30% diterima oleh PT Telkom.
BKE Wallet merupakan layanan perbankan digital yang dapat diakses oleh nasabah Bank Kesejahteraan Ekonomi melalui ponsel pintar mereka. Aplikasi ini dapat digunakan tidak hanya untuk kebutuhan transfer tetapi juga belanja ritel serta membayar berbagai kebutuhan.
“Untuk belanja nanti pembayarannya tinggal pakai QR barcode yang di-scan pada merchant yang menjadi mitra kami,” ucap Sasmaya.
Untuk kinerja sampai kuartal ketiga, BKE mencatat pertumbuhan kredit sebesar 35,02% menjadi Rp2,88 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu senilai Rp2,13 triliun.
Lalu, dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga naik sebesar 36,97% menjadi Rp3,15 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang senilai Rp2,3 triliun.