Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan kredit UMKM menunjukkan perlambatan signifikan pada April 2025. Data Bank Indonesia mencatat bahwa kredit UMKM hanya tumbuh sebesar 2,60% secara tahunan (year on year/YoY), jauh lebih rendah dibandingkan kisaran di atas 15% pada tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro, dalam Taklimat Media pada Senin (26/5/2025) menyampaikan bahwa meskipun secara umum pertumbuhan kredit perbankan masih menunjukkan arah positif sebesar 8,88%. Adapun pertumbuhan kredit UMKM menjadi perhatian khusus.
“Kalau kita lihat intermediasi, kredit April 2025 tumbuh 8,8%, memang agak lambat, ya. Termasuk UMKM yang masih menjadi PR kita bersama. Tapi ada kabar cukup baik, karena mereka mulai mencari opsi pembiayaan lain di luar bank,” kata Solikin, Senin (26/5/2025).
Perlambatan ini terjadi di tengah kondisi permintaan kredit yang tetap baik, terutama pada sektor industri, pengangkutan, jasa sosial, dan konsumtif.
Dari sisi penawaran, permodalan perbankan tetap kuat, dengan risiko kredit terjaga dan rasio kredit bermasalah (NPL) yang stabil. Namun, katanya, bank masih menunjukkan kecenderungan untuk bersikap hati-hati terhadap pembiayaan UMKM karena faktor risiko dan profitabilitas.
Solikin menambahkan bahwa banyak UMKM kini beralih ke lembaga keuangan non-bank (IKNB) untuk memperoleh pendanaan. Hal ini tercermin dari peningkatan pangsa pembiayaan non-bank terhadap UMKM yang kini mencapai 14,4% per Februari 2025, naik dari 13,3% pada akhir 2022.
Baca Juga
Menurutnya, perlambatan ini harus direspons dengan strategi konkret dan kolaboratif antarotoritas untuk memperluas akses pembiayaan UMKM.
“Strategi yang konsertif perlu diterapkan, dan BI akan terus mendukung agar UMKM bisa tumbuh lebih baik ke depan,” pungkasnya.