Bisnis.com, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia dan PT Railink menyetujui pemberian Hak Penggunaan Nama (naming right) Stasiun BNI City kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Sebelumnya stasiun KA Bandara tersebut diberi nama Stasiun Sudirman Baru, namun kemudian diubah menjadi Stasiun BNI City, seiring dengan disepakatinya kerja sama antara KAI, Railink dan BNI.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan bahwa nama tersebut dipilih guna memudahkan masyarakat untuk mengingat nama stasiun dan agar tidak tertukar dengan stasiun lainnya yang berdekatan yakni Stasiun Sudirman.
"Pemberian nama Stasiun BNI City ini merupakan salah satu langkah yang telah disiapkan BNI bekerjasama dengan BUMN lainnya untuk memaksimalkan kawasan Dukuh Atas sebagai kawasan yang menjadi daerah Transit Oriented Development (TOD) terbesar di Jakarta," ujarnya melalui siaran pers, Selasa (2/1/2018).
Penamaan tersebut dinilai sebagai langkah tepat mengingat jarak Stasiun BNI City ke Gedung Kantor Pusat BNI hanya terpaut 300 meter.
Selain itu, kekuatan branding akan menjadi semakin optimal bagi BNI karena kawasan tersebut dikelilingi oleh nama BNI, yaitu Kantor Pusat BNI, Stasiun BNI City, dan salah satu ikon Jakarta yakni Gedung Wisma BNI.
"Seluruh fasilitas yang kami siapkan itu kami persembahkan untuk Jakarta dan warga pengguna Kereta Api Bandara serta sebagai bentuk kontribusi kami dalam mendukung percepatan pembangunan sarana dan prasarana penting bagi masyarakat," tuturnya.
BNI juga mengoptimalkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Area Stasiun BNI City yaitu dengan menanam ratusan pohon untuk meneduhkan dan memperindah kawasan Stasiun BNI City dan sekitarnya.
Dukungan BNI lainnya adalah melalui Sindikasi Pembiayaan project KA Bandara Soetta bersama dengan 3 bank lainnya dengan porsi pembiayaan dari BNI sebesar Rp515,27 miliar. Kredit sindikasi ini terdiri atas fasilitas Kredit Investasi (KI) kepada PT KAI sebesar Rp362,27 miliar dan fasilitas KI kepada PT Railink sebesar Rp153 miliar.
Total pembiayaan yang disiapkan BNI untuk pengembangan kelompok usaha PT KAI adalah sekitar Rp 7,843 triliun.
Pembiayaan yang disiapkan tersebut termasuk untuk pembiayaan sindikasi LRT sebesar Rp 2,78 triliun yang terdiri dari Kredit Investasi Sindikasi untuk pengadaan gerbong & lokomotif.
Pembiayaan tersebut juga mencakup Kredit Investasi Sindikasi Proyek Prasarana KA Bandara Soekarno-Hatta, Kredit Investasi Sindikasi untuk PT Kereta Commuter Indonesia dan Kredit Investasi Sindikasi untuk PT Railink.