Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah mendorong diversifikasi produk investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan. Pada tahun ini, alokasi dana investasi masyarakat diprediksi tidak lagi terpusat pada produk investasi tradisional seperti deposito atau reksa dana.
Direktur Distribusi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hery Gunardi mengatakan saat ini perilaku investasi nasabah Mandiri telah bergeser dari produk tradisional.
"Mereka mulai tertarik dengan investasi di perusahaan fintech [finansial teknologi] Indonesia," ujarnya di Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Hery mengatakan dari perspektif perbankan, likuiditas sejak akhir 2017 hingga saat ini memperlihatkan kondisi yang cukup baik dan menjanjikan bagi produk reksa dana dan sekuritisasi untuk berkembang. Namun demikian, menurutnya, saat ini produk investasi alternatif lebih diminati, contohnya kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) dan investasi langsung (direct investment) kepada perusahaan finansial teknologi.
Pada kesempatan lain, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan diversifikasi instrumen investasi akan meningkatakan kompetisi antara perbankan dengan pasar modal.
“Struktur dana perbankan bukan hanya deposito, ada dana-dana murah yang suku bunganya hampir mencapai nol,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Instrumen pertama yang akan disiapkan oleh OJK adalah mendorong penurunan suku bunga deposito untuk secara bertahap menggeser aktivitas investasi masyarakat ke pasar modal dan pasar keuangan.
Sepanjang tahun lalu, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp264 triliun, yang terdiri dari Rp254 triliun melalui penawaran umumdan Rp10 triliun melalui produk pengelolaan investasi. Capaian ini melampaui capaian tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp195,4 triliun.
OJK mengharapkan pengembangan industri pasar modal dapat ditingkatkan guna menyediakan pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur.
Dalam rangka meningkatkan kontribusi pasar modal pada pembiayaan pembangunan nasional OJK akan mendorong pengembangan instrumen pasar modal yang mampu mendukung pembiayaan infrastruktur.
Instrumen tersebut antara lain perpetual bonds, obligasi daerah, green bonds, dana investasi infrastruktur (DINFRA), dana tabungan perumahan rakyat (Tapera), dan blended finance.