Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Asuransi Asia Tenggara atau Asean Insurance Council (AIC) meminta pemangku kepentingan industri asuransi di kawasan Asia Tenggara berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional melalui pendanaan infrastruktur prioritas. Hal itu diungkapkan Evelina Pietruschka, Sekretaris Jenderal AIC, di World Economic Forum di Davos.
Evelina mengatakan pembangunan infrastruktur di kawasan regional ini diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar US $3,1 triliun pada tahun 2030. Angka tersebut dinilai cukup besar bagi pemerintah untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur tersebut secara mandiri.
Namun, dia meyakini industri asuransi mampu berkontribusi signifikan bagi pendanaan infrastruktur di kawasan Asia Tenggara. Hal itu dapat diwujudkan melalui kemitraan publik-swasta.
"AIC berada pada posisi strategis dalam membantu memenuhi kebutuhan investasi infrastruktur melalui kemitraan publik-swasta yang inovatif," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (25/12017).
Baca Juga
Evelina menilai secara global perusahaan asuransi diperkirakan hanya memiliki 2% dari aset yang dikelola untuk investasi infrastruktur. Namun, industri asuransi dinilai masih memiliki potensi besar untuk mendanai proyek infrastruktur.
Pasalnya, pertumbuhan premi di kawasan Asia Tenggara sendiri rata-rata sebesar 13% pada 2004 - 2014. "Lebih besar tiga kali dari rata-rata global," ungkapnya.