Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyehatan AJB Bumiputera, Investor Hanya Jadi Stimulus

Anggota Pengelola Statuter (PS) AJBB bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Adhie M Massardi mengatakan dalam skema restrukturisasi jilid 2 atau Restru 2.0 pihaknya akan berfokus untuk memperkuat infrastruktur internal. Belajar dari kegagalan restrukturisasi jilid 1, PS tidak ingin bergantung kepada investor dalam menjalankan skema penyehatan tersebut.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Asuransi Jiwa Bumiputera, di Jakarta, Selasa (7/11/2017)./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Asuransi Jiwa Bumiputera, di Jakarta, Selasa (7/11/2017)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Investor dinilai hanya akan menjadi stimulus pengembangan usaha dalam proses penyehatan ‘jilid 2’ Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJBB).

Anggota Pengelola Statuter (PS) AJBB bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Adhie M Massardi mengatakan dalam skema restrukturisasi ‘jilid 2’ atau Restru 2.0 pihaknya akan berfokus untuk memperkuat infrastruktur internal. Belajar dari kegagalan restrukturisasi ‘jilid 1’, PS tidak ingin bergantung kepada investor dalam menjalankan skema penyehatan tersebut.

“Melihat pengalaman itu, kami memperkuat dulu infrastruktur di dalam,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (16/2/2018) malam.

Jika AJBB sudah bisa berjalan kembali, lanjut Adhie, maka investor dapat menjadi stimulus bagi pengembangan bisnis perusahaan lebih lanjut. Investor pun tidak terbatas dari satu pihak.

“Konsepnya, investor kelak menjadi stimulus, tidak bergantung padanya. Kemarin kan kami sangat tergantung, sehingga ketika ada masalah di investor kami terkena masalah,” terangnya.

Meskipun demikian, gagalnya proses restrukturisasi AJBB sebelumnya juga dinilai memberikan hasil. Salah satunya terkait perampingan tenaga kerja di AJBB.

Di samping itu, PS memiliki waktu untuk melakukan pengkajian seluruh prosedur operasional standar (Standard Operational Procedure/SOP) di bisnis AJBB.

“Kami juga menyisir jumlah pemegang polis yang sesungguhnya. Selama ini, klaimnya 6,5 juta pemegang polis, ternyata tidak lebih dari 5 juta,” sebut Adhie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper