Bisnis.com, JAKARTA — Saham perbankan, terutama big banks, dibuka pada zona merah pada Rabu (18/6/2025) jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate hari ini.
Menurut data perdagangan, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA dibuka terkoreksi 1,38% atau 125 poin ke Rp8.950 per saham. Sahamnya terus bergerak di zona merah dan belum mampu terkerek ke zona hijau.
Pada jam 09.13 WIB saham BCA jatuh ke level terendahnya di Rp8.925 per saham. Saham BCA bergerak di rentang 8.950 sampai dengan 9.025 per saham.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terperosok 0,25% per saham atau 10 poin ke Rp3.950 per saham saat pembukaan perdagangan.
Pada jam 09.39 WIB, saham BBRI mencapai titik terendahnya di Rp3.900 per saham. Namun, pada jam 10.01 WIB, saham BRI mulai terkerek 30 poin ke 3.930 per saham, tetapi belum mampu menuju zona hijau.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dibuka terkoreksi 0,49% atau 25 poin ke Rp5.075 per saham. Pukul 09.18 WIB, harga saham menyentuh level terendahnya di 5.050 per saham.
Saham bank pelat merah lainnya yakni saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dibuka tergelincir 0,23% atau 10 poin di level Rp4.350 per saham dengan titik terendahnya Rp4.300 per saham.
Sementara, saham PT Bank tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dibuka menguat ke level Rp1.215 per saham. Sayangnya saham BBTN terperangkap ke zona merah pada 09.02 WIB ke level Rp1.195 per saham dan mencapai titik terendahnya Rp1.190, dan saat ini kembali ke level penutupan Selasa (17/6/2025) yakni di Rp1.200 per saham.
Saham PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dibuka naik 0,29% atau 5 poin ke Rp1.725 per saham, tetapi tidak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau. Pada pukul 09.05 WIB, sahammya langsung turun 0,29% atau 5 poin ke Rp1.710 per saham. Titik level terendah saham BNGA berada di Rp1.710 per saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memandang emiten perbankan saat ini masih tumbuh resilien dengan outlook positif seiring dengan beberapa faktor yakni potensi pemangkasan BI rate, seiring dengan FFR yang memiliki peluang pemangkasan sebesar 25-50 bps hingga Desember 2025.
"Hal ini akan berpotensi menekan cost of credit perbankan, terlebih yang memiliki DPK tinggi," katanya kepada Bisnis, dikutip Rabu (18/6/2025).
Serta easing moneter dan stimulus fiskal berpotensi mendongkrak permintaan kredit, sehingga menjadi buffer untuk ekspansi kredit.
Dia turut mengatakan jika ekonomi makro lebih stabil dan sentimen global yang lebih kondusif akan mendorong penguatan emiten perbankan.
"Saat ini kami melihat KBMI IV masih menarik meski pertumbuhan yang melambat dikarenakan faktor eksternal, tetapi dengan sentimen di atas kami melihat outlook positif," sebutnya
Menurutnya, investor saat ini dapat memanfaatkan momentum dalam jangka menengah hingga panjang dengan potensi rebound jika terjadi kondisi di atas. Saham pilihan BBRI dengan rekomendasi buy TP di Rp5.025.
Lalu dia juga rekomendasi beli pada saham BMRI, dengan TP di Rp6.325 dan BBCA dengan TP Rp9.250 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.