Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) membukukan laba bersih konsolidasian setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp1,6 triliun pada semester I/2025, meningkat 12% secara tahunan (year-on-year/YoY)
Chief Financial Officer Bank Danamon Theresia Adriana Widjaja menyampaikan bahwa realisasi itu salah satunya terdorong oleh laba operasional yang tercatat sebesar Rp9,4 triliun, stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan laba bersih Danamon terutama didukung perbaikan pada biaya kredit atau cost of credit sebesar 16% YoY,” katanya dalam konferensi pers kinerja keuangan Bank Danamon semester I/2025 secara virtual, Rabu (30/7/2025).
Terkait fungsi intermediasi, dia melanjutkan bahwa Bank Danamon telah menyalurkan kredit dan trade finance konsolidasian sebesar Rp195,7 triliun, tumbuh 6% secara tahunan.
Theresia memaparkan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit ditopang oleh pertumbuhan dua digit pada lini bisnis enterprise banking & financial institution, serta bisnis UKM dan konsumer.
Di sisi simpanan, dana pihak ketiga Bank Danamon tumbuh 10% YoY hingga mencapai Rp160,1 triliun per semester I/2025, dengan pendanaan granular yang tumbuh 2% YoY menjadi Rp93,1 triliun.
Baca Juga
“Danamon juga membukukan pertumbuhan rekening giro dan tabungan atau CASA [current account saving account] sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya,” lanjutnya.
Atas capaian tersebut, dia berujar bahwa margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Danamon secara konsolidasian sebesar 7% hingga paruh pertama tahun ini.
Theresia kemudian menjelaskan bahwa kualitas aset Bank Danamon terjaga, salah satunya dari rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) yang membaik 210 basis points (bps) ke angka 9,9%.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) gross Bank Danamon berada pada level 1,8% pada paruh pertama 2025. “Rasio cakupan NPL atau NPL Coverage Ratio adalah sebesar 279,2%, meningkat 16% dari tahun sebelumnya yang sebesar 263,2%,” pungkas Theresia.