Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Maybank Turun Jadi Rp1,8 Triliun

PT Bank Maybank Indonesia Tbk pada 2017 membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,8 triliun, turun 5,26% jika dibandingkan dengan Rp1,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Maybank/Reuters-Bazuki Muhammad
Maybank/Reuters-Bazuki Muhammad

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk pada 2017 membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,8 triliun, turun 5,26% jika dibandingkan dengan Rp1,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meski demikian Maybank Indonesia mengalami peningkatan dari laba operasional sebelum provisi menjadi Rp4,6 triliun dibandingkan dengan Rp4,4 triliun pada tahun sebelumnya. 

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan bahwa pendapatan operasional sebelum provisi meningkat 4% dan pendapatan individu bank tumbuh 5%. 

“Hal tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi operasional berkelanjutan selaras dengan Strategic Cost Management Program, peningkatan pendapatan non bunga, kinerja perbankan global yang kuat, pertumbuhan yang tajam di perbankan syariah dan kinerja anak perusahaan yang meningkat,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, akhir pekan lalu. 

Sepanjang tahun lalu, bank dengan kode emiten BNII tersebut mencatat pertumbuhan kredit sebesar 3% secara year on year (yoy) menjadi Rp125,4 triliun. 

Kredit perbankan global mencatat pertumbuhan sebesar 17,1% menjadi Rp30,2 triliun dari tahun sebelumnya Rp25,7 triliun. 

Sementara itu, kredit community financial services nonritel, yang terdiri dari usaha mikro, kecil & menengah (UMKM) dan perbankan bisnis tumbuh 2% menjadi Rp52,6 triliun sampai dengan 2017 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp51,5 triliun.   

Di sisi lain, kredit perbankan ritel mengalami penurunan sebesar 4,1% menjadi Rp42,7 triliun sepanjang 2017 sehubungan perlambatan di sektor konsumer. 

Di samping itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Maybank Indonesia sampai dengan akhir tahun lalu berada di level 2,8% (gross) dan 1,7% (net) dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya 3,4% dan 2,2%.

BNII menyelesaikan penjualan beberapa aset bermasalah dan melakukan hapus buku beberapa NPL lama sebagai bagian dari usaha bank untuk membersihkan portofolio kreditnya. 

Taswin menyatakan BNII akan tetap mengelola kualitas aset secara konservatif dan mengambil sikap proaktif terhadap fasilitas kredit nasabah yang terkena dampak iklim ekonomi yang penuh tantangan. 

“Meskipun pertumbuhan kredit kami tidak terlalu tinggi, tetapi kami dapat membukukan pendapatan dari sumber lain seperti fee transaksional dan efisiensi operasional yang meningkat,” kata Taswin.

Pendapatan bunga bersih (NII) mencatat pertumbuhan 3,7% menjadi Rp7,7 triliun pada akhir tahun lalu dibandingkan dengan Rp7,4 triliun pada tahun sebelumnya.

Unit usaha syariah BNII mencatat laba bersih meningkat 35,3% menjadi Rp631 miliar dari tahun sebelumnya Rp466 miliar. 

Total aset unit usaha syariah naik 16,7% menjadi Rp27,1 triliun, memberikan kontribusi 15,7% dari total aset perusahaan induk. Kenaikan aset ditopang oleh pembiayaan yang naik 48% menjadi Rp20,7 triliun, dengan kontribusi menjadi sebesar 16,5% terhadap total kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper