Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bank Digital Amar dan Allo (BBHI) Berburu Simpanan Nasabah

Sejumlah bank digital menerapkan strategi beragam dalam menjaring dana murah di pasar, khususnya segmen ritel.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank digital menerapkan strategi beragam dalam menjaring dana murah di pasar, khususnya segmen ritel.

PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) misalnya, menyatakan bahwa pertumbuhan dana murah alias current account saving account (CASA) menjadi salah satu fokus perseroan saat ini.

Abraham Lumban Batu, SVP Retail Banking Amar Bank menyebut kemudahan fitur yang ditawarkan dalam aplikasi perseroan menjadi cara menarik dana murah.

“Secara proporsi juga bisa dilihat, memang rasio CASA secara gradual itu meningkat di Amar Bank. Jadi sumber pendanaan itu memang dari sisi Amar Bank digital,” katanya dalam paparan publik di bilangan Gambir, Jakara Pusat, Selasa (17/6/2025).

Lebih lanjut, di tengah perebutan dana murah dengan bank digital lainnya, Amar Bank disebutnya mengandalkan pengembangan ekosistem digital melalui inovasi embedded banking.

Menurut Abraham, fitur ini memungkinkan nasabah memiliki akses terhadap layanan perbankan yang lebih mudah, salah satunya akses langsung melalui aplikasi mitra Amar Bank.

“Kita sudah bekerja sama dengan beberapa partner, traction-nya juga cukup bagus. Ini juga menjadi salah satu strategi utama kami ke depannya,” jelasnya.

Bisnis mencatat, simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) Amar Bank tumbuh 42,14% YoY menjadi Rp1,35 triliun pada kuartal I/2025, dari sebelumnya Rp951,25 miliar.

Deposito masih menjadi penopang utama simpanan perseroan dengan total Rp953,02 miliar, sedangkan dana murah mencapai Rp399,08 miliar atau meningkat signifikan 67,3% secara tahunan.

Sementara itu, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) menyebut tabungan dengan biaya dana rendah menjadi salah satu fokus perseroan untuk menghindari persaingan suku bunga yang ketat.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo menjelaskan hingga akhir tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan kinerja secara kompetitif, tetapi berkelanjutan. Peningkatan layanan digital untuk segmen ritel menjadi basis utama bersamaan dengan segmen wholesale.

"Kondisi makroekonomi tahun ini memang tidak sedang baik-baik saja, tetapi kami tetap membidik pertumbuhan di atas rata-rata industri," katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Adapun, dana pihak ketiga yang dihimpun Allo Bank tercatat turun 6,74% YoY, dari Rp5,31 triliun per Maret 2024 menjadi Rp4,95 triliun per Maret 2025.

Dana murah bank konglomerasi Chairul Tanjung ini meningkat 45,53% menjadi Rp884,92 miliar, mencerminkan rasio CASA sebesar 11,45%. Deposito tercatat menyusut 13,5% menjadi Rp4,07 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper