Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pembentukan holding di sektor asuransi umum terus digodok. Direktur Umum Jasa Raharja Budi Rahardjo mengatakan, sebagai perusahaan asuransi pelat merah yang bakal menjadi induk holding, pihaknya kini tengah mematangkan persiapan SDM.
"Prinsip Jasa Raharja, kami secara internal mempersiapkan SDM [untuk menjadi induk holding]. Yang jelas kan kami punya outlet cukup banyak, 29 cabang, 62 perwakilan, 60-an kantor pelayanan, 1200-an outlet-outlet di kantor Samsat," kata Budi di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Belum ada payung hukum untuk pembentukan holding ini, namun segera akan terbit Peraturan Pemerintah (PP) sebagai landasan. Penyusunan PP pun seiring dengan kajian akademik terkait bisnis holding asuransi BUMN.
Budi memandang, dengan dibentuknya holding asuransi BUMN, kapasitas dan daya jangkau industri akan lebih luas.
"Kemudian reasuransinya juga tidak akan ke luar negeri, akan bisa di-hold di Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya diketahui, ada empat perusahaan asuransi yang akan masuk dalam holding tersebut antara lain, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Selanjutnya, anak usaha Indonesia Re yaitu PT Asuransi Asei Indonesia dan anak usaha Jasa Raharja yaitu PT Asuransi Jasa Raharja Putera (JP Insurance) juga akan bergabung ke dalam holding.
Selain itu, terdapat dua perusahaan reasuransi yang akan bergabung yaitu PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, dan PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re).