Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Amar Indonesia menargetkan penyaluran kredit tahun ini naik 3 kali lipat dari tahun lalu.
Presiden Direktur Bank Amar, Tuk Yulianto mengatakan penyaluran kredit perseroan sampai dengan Februari 2018 mencapai Rp500 miliar, baik secara konvensional maupun melalui platform teknologi finansial Tunaiku.
"Kami akan kerek eksposur kredit tiga kali lipat. Baik melalui konvensional maupun web," katanya akhir pekan lalu.
Porsi penyaluran kredit Bank Amar akan dibagi menjadi dua yaitu 60% untuk kredit konvensional dan 40% untuk kredit melalui Tunaiku.
Sedangkan dari sisi kredit bermasalah (non performing loan/NPL), perseroan menargetkan tahun ini turun di bawah 2%. Hingga Februari, NPL Bank Amar tercatat sebesar 3,2%."Kami ingin [NPL] turun sampai 1,5%," imbuhnya.
Sejak 2014 lalu, bank milik Tolaram Group ini sudah punya produk fintech bernama Tunaiku. Produk ini merupakan penyedia kredit tanpa agunan dengan plafond antara Rp2 juta-Rp10 juta.
Untuk menjaga NPL, Bank Amar menggunakan sistem databased blacklist. Artinya, nasabah yang meminjam uang tetapi tidak lancar dalam pembayaran kredit akan dievaluasi dan dimasukkan dalam daftar hitam. Dengan demikian diharapkan nasabah dapat lebih patuh dalam membayar pinjaman dan NPL tetap terjaga.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga Agustus 2017 Bank Amar mencatatkan laba senilai Rp4,85 miliar. Total ekuitas perseroan sebesar Rp477,8 miliar dan total aset Rp677,84 miliar.
Sebanyak 99% saham Bank Amar dimiliki oleh Tolaram Group. Sedangkam 1% dimiliki oleh Ghansam Jivatram.
Tolaram Group merupakan grup bisnis global dengan portofolio beragam dari consumer goods, infrastruktur, distribusi, energi, layanan finansial dan digital, tekstil, hingga real estat.
Tolaram berkantor pusat di Singapura dengan bisnis yang tersebar di berbagai negara di Asia, Afrika, dan Eropa. Jumlah karyawannya lebih dari 9.500 orang.