Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasabah Siap Tinggalkan Password untuk Akses Layanan Perbankan

Konsumen Indonesia menyambut baik teknologi biometrik sebagai alternatif yang lebih cepat, mudah, dan aman dibandingkan dengan password konvensional.
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri di Tangerang, Banten./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri di Tangerang, Banten./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Konsumen Indonesia menyambut baik teknologi biometrik sebagai alternatif yang lebih cepat, mudah, dan aman dibandingkan dengan password konvensional.

Sembilan dari sepuluh responden akan beralih dari jaringan bank atau kartu yang tidak memiliki sistem autentikasi biometrik di masa mendatang.

Hal ini seperti yang diungkapkan atas hasil survei terbaru Visa yang melibatkan 10.500 responden di seluruh dunia seputar pengetahuan dan persepsi terhadap sistem autentikasi biometrik.

Hasil survei itu menunjukkan bahwa konsumen di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, semakin tertarik dengan teknologi biometrik yang dapat memudahkan hidup mereka.

Sejumlah sistem autentikasi terbaru, seperti teknologi pemindai sidik jari, pengenal wajah, dan pengenal suara dapat membuka akses ke rekening dan pembayaran secara lebih mudah dan nyaman dibandingkan dengan pasword atau nomor PIN biasa.

Karena password dan PIN memiliki kelemahan sulit diketik menggunakan keyboard kecil, sulit diingat, dan bahkan dapat dicuri.

Menurut Mark Nelsen, Senior Vice President of Risk and Authentication Products Visa, sudah saatnya lembaga keuangan mengintegrasikan teknologi biometrik dalam aplikasi perbankan dan pembayaran bagi para nasabah.

"Visa berinvestasi cara yang terbaik menambahkan teknologi baru ini ke dalam portofolio produk dan layanan kami," ujarnya.

Menurutnya, perkembangan fitur perangkat mobile semakin meningkatkan akurasi dan kecepatan teknologi biometrik sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi finansial.

Konsumen juga sudah semakin akrab dan nyaman dengan teknologi biometrik lebih dari sekedar menggunakan untuk membuka telepon selular mereka.

Berdasarkan survei Visa yang dilakukan oleh AYTM Market Research, hampir dari 500 responden Indonesia tertarik menggunakan teknologi biometrik untuk melakukan verifikasi identitas atau melakukan transaksi (99%), dan sudah familiar dengan teknologi biometrik (77%).

Kemudian, sebanyak 81% konsumen meyakini bahwa teknologi biometrik lebih cepat dan mudah, sedangkan 53% konsumen merasa teknologi biometrik lebih aman dari pada menggunakan password dan nomor PIN.

Hasil temuan survei menunjukan harapan konsumen terhadap implementasi sistem biometrik dalam proses autentikasi pembayaran.

Menurut Riko Abdurrahman selaku Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, survei ini menunjukkan tingginya kesadaran konsumen di Indonesia terhadap teknologi biometrik dan mereka menilai teknologi ini lebih cepat, mudah dan aman dibandingkan dengan penggunaan password atau nomor PIN.

Konsumen juga memiliki kecenderungan besar mempercayai bank mereka dalam menyimpan informasi biometrik yang diperlukan untuk autentikasi.

"Visa aktif berkolaborasi dengan perusahaan teknologi untuk mengkaji manfaat keamanan yang dapat ditawarkan sistem biometrik untuk transaksi pembayaran elektronik," ujarnya.

Untuk saat ini, Visa telah memperkenalkan teknologi nirsentuh dan teknologi kode QR sebagai alternatif cara pembayaran yang lebih cepat, mudah, dan aman dibandingkan dengan penggunaan uang tunai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper