Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Binagriya Upakara mengalami penyusutan pendapatan premi sebesar 3% hingga April 2018 tahun ini. Direktur Utama Binagriya Upakara Dadang Sukresna mengatakan, hingga akhir bulan lalu, perseroan membukukan pendapatan premi sekitar Rp40 miliar.
"Sementara ini sampai dengan April turun sedikit sekitar 3% dibanding tahun lalu," kata Dadang kepada Bisnis, Jumat (11/5/2018).
Namun demikian hasil underwriting tercatat cukup baik, yakni mengalami kenaikan sebesar 10%.
Dadang menjelaskan, faktor penyebab penyusutan pendapatan premi adalah lini bisnis asuransi marine hull yang sengaja tidak dilakukan perpanjangan karena persaingannya terlalu kompetitif.
Sementara itu, lini bisnis asuransi properti masih menjadi tumpuan utama pendapatan premi perseoran. Lini bisnis ini menyumbang sekitar 50%. Sedangkan lini usaha lainnya hampir terbagi rata, antara lain asuransi kendaraan bermotor, engineering, marine cargo, dan aneka.
Sementara itu, dari segi segmen bisnis, antar ritel dan korporasi tak berbeda jauh kontribusinya. Dadang mengatakan segmen ritel berkontribusi 45% hingga 47%.
"[Kontribusi terhadap premi] Hampir sama, dari korporasi berkisar 55% sampai 53%," katanya.
Meski segmen korporasi lebih unggul tipis, Dadang mengatakan bahwa ritel merupakan bisnis inti perseoran. Sedangkan segmen korporasi justru baru dijalankan belakangan.
Dia menjelaskan, saat ini salah satu produk ritel Binagriya Upakara yang sedang meningkat pertumbuahnnya adalah Edupro, yang merupakan asuransi pendidikan. Selain itu, ada pula asuransi kendaraan bermotor da kebakaran yang sudah menjadi andalan.
"Kami punya produk Homepro untuk kebakaran rumah dan seisinya, dan Otopro untuk kendaraan bermotor," ujar Dadang.