Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) meninjau kembali rencana untuk dapat melakukan initial public offering (IPO) pada 2019.
Direktur Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya mengatakan, pada tahun ini pihaknya masih menargetkan pertumbuhan modal melalui tiga langkah korporasi.
Pertama, dia menuturkan bahwa Bank Jateng masih akan mengupayakan pertumbuhan permodalan melalui negosiasi rasio dividen dengan para pemegang saham.
"Pertama masih anorganik melalui rasio dividen yang kita minta negosiasi untuk turun sekitar 50%," katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Kedua, Bank Jateng juga akan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) untuk menggantikan subdebt lain yanh sudah jatuh tempo. Ketiga, pihaknya juga akan mengupayakan penambahan komitmen dengan pemegang saham mereka.
"Yang terakhir, melalui pertambahan komitmen dari pemegang saham yang sudah ada roadmap-nya hingga 2020 dengan masing-masing Pemerintah Daerah [Pemda]," tambahnya.
Untuk tahun ini, dia mengaku optimistis Bank Jateng bisa mendapatkan modal tambahan sekitar Rp600 miliar dengan skema tersebut.
"Tahun ini kami optimistis kalau dari Rp1 triliun itu sekitar Rp600 miliar lah dengan subdebt-nya, dan dividen rasio masih di situ," tambahnya.