Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. belum memiliki rencana khusus untuk melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman maupun deposito menyusul kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau Fed Fund Rate.
Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, perseroan Rico mengatakan, pihaknya akan melihat persaingan dengan bank lain terlebih dahulu sebelum mengambil langkah tersebut.
Selain itu, Guna menyiasati potensi kenaikan suku bunga kredit dan perlambatan pertumbuhan kredit karena kenaikan suku bunga kredit, BNI juga akan melakukan beberapa upaya seperti menekan biaya kredit dan melakukan efisiensi operasional.
“Langkah penting lainnya adalah terus meningkatkan upaya perbaikan kualitas kredit sehingga dapat menekan credit cost. Selain itu, BNI akan terus memprioritaskan efisiensi operasional serta peningkatan fee based income dari debitur dan digital banking,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/6/2018).
Sebagai informasi, pada 13 Juni 2018 waktu setempat, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. The Fed juga memastikan rencana kenaikan suku bunga acuan dua kali lagi hingga akhir tahun ini. Keputusan tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan adanya aliran dana keluar dari sistem keuangan di Indonesia.