Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan perbankan tak seragam dalam menanggapi opsi penyaluran kredit pemilikan rumah dengan uang muka 0%. Beberapa bank mulai mengkaji skema KPR DP 0% tetapi ada pula yang memilih cara konvensional, yakni tetap ada uang muka.
PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) termasuk salah satu yang tidak tertarik menerapkan uang muka KPR 0%. Secara umum, perseroan menilai bahwa kebijakan Bank Indonesia berupa pelonggaran loan to value (LTV) tidak serta merta dapat memacu permintaan kredit pemilikan rumah (KPR).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, kebijakan bank sentral berupa relaksasi LTV tetap disertai dengan kemungkinan penaikan kembali suku bunga acuan BI. Alhasil, perseroan enggan menempuh strategi uang muka KPR 0%.
“Relaksasi LTV tidak serta merta dongkrak pertumbuhan KPR, karena ini adalah kredit jangka panjang. Sementara sekarang bunga sedang mau naik. Pada dasarnya, KPR itu sesuai kemampuan nasabah,” kata dia, di Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Apabila opsi uang muka KPR 0% diterapkan memang memberikan keringan pada proses awal pengajuan cicilan rumah. Tapi, calon debitur harus siap membayar angsuran bulanan yang lebih besar nominalnya dibandingkan dengan KPR yang didahului uang muka.
Oleh karena itu, BCA menilai, semua akan kembali kepada kemampuan masing-masing calon debitur. Mereka yang tidak mampu memenuhi besaran angsuran, sekalipun diberikan uang muka 0% tetap saja akan merasa keberatan.
Baca Juga
“Tanpa uang muka ini kan artilang [calon debitur] langsung mencicil. Nilai cicilan jadi lebih besar dan bisa jadi tetap berat untuk dipenuhi nasabah. Kalau kami [BCA] sejauh ini belum berani terapkan strategi uang muka KPR 0%,” kata Jahja.
Kendatipun, Bank Indonesia meluncurkan kebijakan relaksasi LTV tetapi BCA tak berencana merevisi target pertumbuhan KPR pada 2018. Saat ini, perseroan menetapkan bunga KPR berada pada kisaran 5,88%.