Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Finance Akan Menaikkan Bunga Pinjaman Mulai Agustus

PT BCA Finance akan menaikkan bunga pinjaman pada awal Agustus 2018 seiring dengan bunga pinjaman PT Bank Central Asia Tbk. yang juga naik.
/Bisnis
/Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA - PT BCA Finance akan menaikkan bunga pinjaman pada awal Agustus 2018 seiring dengan bunga pinjaman PT Bank Central Asia Tbk. yang juga naik. 
 
Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim menyampaikan, perseroan akan menaikkan bunga pinjaman sebesar 0,25% flat untuk semua tenor mulai awal Agustus. Hal ini dilakukan karena BCA sebagai induk usaha juga akan menaikkan cost of fund atau bunga pinjaman BCA Finance. 
 
"Kami per awal Agustus akan menaikkan bunga pinjaman sebesar 0,25% flat untuk semua tenor. Ini terpaksa kami lakukan karena pihak bank/BCA akan menaikkan cost of fund/bunga pinjaman kami," katanya sebagaimana dikutip Bisnis.com, Senin (23/7/2018). 
 
Kendati bunga pinjaman multifinance naik, perseroan optimistis dapat merealisasikan sisa target penyaluran pembiayaan pada semester II/2018. BCA Finance telah menyalurkan Rp17,5 triliun pada semester I/2018 atau 53,85% dari target Rp32,5 triliun sepanjang 2018. Artinya, masih ada sisa target penyaluran pembiayaan sebesar Rp15 triliun pada semester II/2018. 
 
Dia optimistis, target penyaluran pembiayaan perseroan tidak akan terpengaruh dengan bunga pinjaman yang naik. Hal ini bisa terjadi jika semua perusahaan pembiayaan juga menaikkan bunga pinjaman. 
 
Menurutnya, BCA menaikkan bunga karena memang kondisi bunga di pasar telah mulai bergerak naik. "BCA akan menaikkan bunga cost of fund sebesar 0,5% efektif yang equivalen 0,25% flat," imbuhnya. 
 
Guna mencapai target penyaluran pembiayaan pada semester II/2018, perseroan tetap mengandalkan bunga kompetitif, proses yang mudah dan cepat. Lebih lanjut, perseroan menjaga kualitas kredit agar rasio NPF terjaga. 
 
Roni mengaku, rasio NPF sempat meningkat pada akhir Juli ke level 1,5%. Padahal, rasio NPF tercatat 0,9% pada akhir Mei 2018. Rasio NPF yang meningkat karena faktor libur lebaran yang terlalu panjang. Namun demikian, pihaknya optimistis rasio NPF akan kembali turun secara bertahap. 
 
"Akhir Juni memang NPF kami naik tajam. Dari 0,9% menjadi 1,5%. Ini karena faktor lebaran ditambah liburan dadakan yang terlalu lama. Tapi kami yakin secara bertahap akan turun kembali ke level 0,9% an," imbuhnya. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper