Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) berupaya menjaga margin bunga bersih demi mencapai target perolehan laba pada tahun ini. Pasalnya, pendapatan bunga masih menjadi kontributor utama penyumbang laba.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan, emiten berkode saham BJTM tersebut mencatatkan pertumbuhan laba bersih senilai Rp758 miliar per semester I/2018, tumbuh 5,01% secara year on year (yoy).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat sekitar 77% secara tahunan menjadi Rp1,77 triliun. Kendati demikian, pada periode yang sama, pendapatan operasional nonbunga menurun tipis menjadi Rp236,93 miliar dari Rp246,39 miliar.
Selain itu, laba nonoperasional juga turun dari Rp10,44 miliar menjadi Rp3,61 miliar. Menurut Ferdian, laba nonoperasional turun karena pada tahun sebelumnya ada pengembalian cadangan yang lebih besar dan tidak terulang kembali pada tahun ini.
Di tengah kondisi penurunan kinerja laba nonoperasional, perseroan mengandalkan pendapatan dari penjabaran transaksi valuta asing yang tumbuh lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp1,78 miliar.
“[Karena penopang laba masih didominasi aktivitas bisnis utama] maka kami akan memaksimalkan pertumbuhan kredit dan menjaga margin bunga bersih,” katanya kepada Bisnis, Rabu (25/7/2018).
Baca Juga
Ferdian mengakui upaya menjaga margin bunga hanya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan volume penyaluran kredit. Pasalnya, bank tidak memiliki keleluasaan untuk menaikkan bunga kredit sebab persaingan di lapangan semakin ketat.
Pada sektor produktif di wilayah Jawa Timur, katanya, kredit komersial perbankan bersaingan dengan program kredit usaha rakyat (KUR) yang juga difasilitasi oleh bank maupun lembaga pembiayaan lainnya.
Di sisi lain, perseroan juga berupaya meningkatkan kontribusi pendapatan operasional nonbunga melalui optimalisasi portofolio tresuri baik untuk surat berharga maupun foreign exchange (Forex). Selain itu perseroan juga akan memaksimalkan pendapatan dari transaksi melalui kanal elektronik.
“Pendapatan nonoperasional kami targetkan tumbuh sekitar 5% hingga akhir tahun nanti, tetapi kalau untuk laba nonoperasional tidak bisa ditarget karena itu kan fluktuatif sekali,” katanya.