Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan kredit investasi masih cukup tinggi hingga pertengahan tahun ini. Namun, calon debitur masih menunda pencairan pinjaman karena khawatir terdampak efek tahun politik.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Santoso mengatakan bahwa potensi pertumbuhan kredit masih cukup tinggi memasuki semester II/2018, khususnya untuk permintaan kredit investasi.
Dia menilai, hal itu menunjukkan bahwa gairah investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih cukup tinggi hingga akhir tahun ini. Namun, proses pencairan dana masih cenderung ditunda karena para pengusaha berusaha mengantisipasi dampak dari tahun politik.
“Artinya pertumbuhan ekonomi masih bagus, banyak yang dari sekarang sudah mengajukan pengajuan. Mungkin potensinya ke depan, undisbursed loan akan tinggi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (25/7/2018).
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengatakan, relatif tidak ada perubahan dalam permintaan kredit investasi. Sejauh ini penarikan pinjaman investasi masih berjalan sesuai dengan perencanaan.
“Saat ini rencana penarikan pinjaman masih sesuai jadwal, baik untuk infrastruktur, perkebunan, maupun manufacturing,” katanya.
Baca Juga
Adapun, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia dari Otoritas Jasa Keungan (OJK), jumlah penyaluran kredit investasi hingga akhir Mei tercatat senilai Rp1.215triliun, meningkat 7,42% dari realisasi pada Mei tahun lalu senilai Rp1.131 triliun.
Sementara itu, jumlah fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik atau undisbursed loan pada Mei tercatat senilai Rp1.460 triliun. Jumlah tersebut meningkat 8,55% dari jumlah pada periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp1.345 triliun.
Hingga akhir semester I/2018, OJK mengatakan bahwa penyaluran kredit mencatatkan pertumbuhan senilai 10,75% secara year on year (yoy). Adapun, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 6,99% (yoy).