Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Lesu, Mandala Finance Waspadai Perlambatan Pembiayaan

Piutang pembiayaan multifinance per Mei 2025 tercatat tumbuh 2,83% year on year (yoy) menjadi Rp504,58 triliun.
Logo Mandala Finance./Istimewa
Logo Mandala Finance./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) menyebut sinyal perlambatan penjualan otomotif menjadi alarm awal bagi industri pembiayaan. 

Sebagai gambaran, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat penjualan mobil per Juni 2025 menjadi 57.760 unit atau turun 22,6% secara year on year (yoy). Penurunan juga terjadi di lini ritel sebesar 12,3% menjadi 61.647 unit sebagai imbas melemahnya daya beli masyarakat.

Roberto AK Un, Finance Director Mandala Finance menjelaskan lesunya penjualan mobil disinyalir dampak dari menurunnya daya beli masyarakat.

“Kami melihat pengajuan pembiayaan kendaraan baru memang mengalami penurunan, seiring melemahnya daya beli masyarakat,” kata Robert kepada Bisnis, Jumat (11/7/2025).

Robert menjelaskan meskipun belum menyediakan layanan pembiayaan mobil baru, kondisi ini membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah.

“Mandala tetap menerapkan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat, diversifikasi portofolio, serta meningkatkan inovasi teknologi dalam produk dan layanan untuk menjawab berbagai kebutuhan serta melayani lebih banyak konsumen di Indonesia,” ungkapnya.

Lesunya ekonomi juga terlihat dari munculnya kenaikan rasio kredit macet (NPF) pada Juni 2025 menjadi 2,92%. Meski demikian, perusahaan mampu mendorong pertumbuhan pembiayaan sebesar 1% per Juni 2025, meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Robert berharap pemerintah mampu memberikan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan sektor pembiayaan dan menerapkan langkah strategis sehingga industri pembiayaan berjalan sehat.

“Mandala berharap pemerintah terus menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan sektor pembiayaan dengan beberapa langkah strategis, yaitu stabilisasi suku bunga acuan, pemberian insentif fiskal bagi sektor otomotif, dukungan konkret terhadap sektor UMKM, serta percepatan digitalisasi dan literasi keuangan,” pungkasnya.

Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) penyaluran pembiayaan sektor produktif per Mei 2025 mencapai 46,47% “Menguntungkan. Kalau dia pembayaran produktif dia bisa memutar dananya untuk keperluan usaha, hasilnya bisa dipakai pinjaman. Jadi, dia menguntungkan bisa menjadi kualitasnya bagus, portofolio nya sehat,” kata Suwandi kepada Bisnis, Rabu (9/7/2025).

Dari data yang dihimpun Bisnis, piutang pembiayaan multifinance per Mei 2025 tercatat tumbuh 2,83% year on year (yoy) menjadi Rp504,58 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan modal kerja yang tumbuh 10,34% (yoy).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper