Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan atau multifinance didorong meningkatkan pembiayaan ke sektor produktif. Pembiayaan sektor produktif ini bisa berupa pembiayaan modal kerja atau pembiayaan multiguna yang peruntukkannya sebagai modal usaha.
Roberto AK Un, Direktur Keuangan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance (MFIN), mengatakan saat ini portofolio pembiayaan Mandala masih didominasi oleh pembiayaan konsumen seperti motor baru, motor bekas, serta pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan, termasuk modal kerja sektor produktif UMKM.
"Hingga akhir Mei 2025, total penyaluran pembiayaan Mandala tumbuh sebesar 4% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari keseluruhan total pembiayaan tersebut, proporsi pembiayaan multiguna berada pada kisaran 15-20%," kata Roberto kepada Bisnis, Rabu (9/7/2025).
Roberto menilai, pembiayaan multiguna dari segi bisnis menawarkan sejumlah keuntungan strategis antara lain adalah risiko kredit yang lebih terukur karena dananya digunakan untuk kebutuhan produktif.
Selain itu, pembiayaan multiguna juga menjadi diversifikasi portofolio pembiayaan sehingga perusahaan tidak bergantung sepenuhnya pada sektor otomotif. Kemudian, tingkat retensi pelanggan pada kategori pembiayaan multiguna cenderung lebih tinggi karena pelaku usaha membutuhkan pembiayaan berulang untuk mendukung kelangsungan bisnis dan memperbesar skala usaha.
"Terkait persaingan pasar, Mandala melihat kompetisi di bidang pembiayaan produktif semakin ketat dengan hadirnya lembaga jasa keuangan lain seperti bank dan platform P2P lending," ujarnya.
Baca Juga
Meski persaingan pasar semakin kompetitif, Roberto menilai terbitnya POJK 46/2024 memberikan Mandala Finance ruang untuk menyalurkan pembiayaan kepada sektor produktif nonotomotif dan menyesuaikan skema pembiayaan yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan pelaku usaha, khususnya UMKM.
POJK 46/2024 ini mengatur bahwa nilai pembiayaan untuk setiap debitur pembiayaan modal kerja dengan cara fasilitas modal usaha paling banyak ditetapkan Rp10 miliar, sedangkan nilai pembiayaan multiguna dengan cara fasilitas dana paling besar mencapai Rp500 juta. Pembiayaan ini diwajibkan menyertakan agunan berupa kendaraan bermotor, mesin, tanah, bangunan, kapal dan/atau alat berat.
Namun, persyaratan memiliki agunan dapat dikecualikan bagi kegiatan usaha pembiayaan modal kerja dengan cara fasilitas modal usaha dengan nilai paling besar Rp50 juta untuk setiap debitur.
Selain persaingan pasar, ketidakpastian ekonomi dan melemahnya daya beli juga menjadi variabel tantangan penyaluran pembiayaan produktif Mandala. Meski begitu, Roberto menegaskan Mandala tetap optimis terhadap pembiayaan multiguna produktif yang tetap prospektif dan menjanjikan karena adanya permintaan dari pelaku usaha yang belum tersentuh perbankan.
"Segmen multiguna lebih tahan terhadap fluktuasi pasar dibandingkan pembiayaan otomotif, segmen multiguna juga menjadi alternatif pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan demi menjaga pertumbuhan portofolio perusahan," pungkasnya.