Bisnis.com, TOKYO -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI Cabang Tokyo mencatat profit atau laba senilai US$4,2 juta pada semester I/2018, tumbuh 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data perseroan per Juni 2018, kinerja keuangan perseroan baik dari sisi aset maupun profit tumbuh signifikan dalam dua tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan aset dalam kurun waktu tersebut sebesar 35%, ditopang oleh peningkatan loan, trade finance, dan securities.
Nilai aset BNI Tokyo per Juni 2018 tercatat sebesar US$700 juta atau tumbuh 34% dibandingkan dengan posisi Juni 2017 yang senilai US$523 juta.
Peningkatan aset secara langsung memberikan kontribusi terhadap peningkatan laba BNI Tokyo dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 32% dalam dua tahun terakhir. Pada semester I/2018, laba tercatat sebesar US$4,2 juta atau tumbuh 20% dari US$3,5 juta pada Juni 2017.
General Manager BNI Cabang Tokyo Ario Bimo mengatakan perusahaan akan mengoptimalkan seluruh lini bisnis yang dimiliki BNI Tokyo untuk meningkatkan kinerja. Salah satunya adalah melalui retail banking.
“Kami akan mencoba mengembangkan mobile remittance [MoRE]. Di Singapura sudah ada, di sini belum, kami diminta mengembangkan,” jelasnya, Jumat (27/7/2018).
Bimo menuturkan ada banyak proses yang harus dilewati untuk bisa mengembangkan MoRE di Tokyo.
“Di sini regulasinya berbeda, kemudian bagaimana aplikasinya nanti, mau gandeng siapa, kemudian mengurus izinnya. Jepang itu intinya kepercayaan, kalau jadi segera kami launching," paparnya.
Selain retail banking, perseroan juga akan menggenjot business banking. BNI Tokyo ingin berperan lebih besar lagi dalam membangun jembatan bisnis antara Indonesia dan Jepang.
BNI berupaya melayani perusahaan Jepang dalam hal pinjaman sindikasi, pinjaman proyek, trade finance, dan pinjaman untuk pembiayaan proyek di Indonesia.
"Untuk korporasi, kami support arahan pemerintah. Kami sedang berusaha untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan Indonesia-Jepang yang berorientasi ekspor,” tambah Bimo.