Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja intermediasi PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) hingga pertengahan tahun ini menunjukkan perlambatan dibandingkan tahun lalu.
Direktur Utama BKE Sasmaya Tuhuleley menyatakan, melihat kondisi hingga semester I/2018 dan mempertimbangkan belum masuknya dana segar hasil rights issue, perseroan memutuskan untuk menurunkan target pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) pada tahun ini.
“Jika sebelumnya kami menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan di atas 30%, tahun ini target turun menjadi di bawah 30%,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (19/8/2018).
Adapun, hingga Juli 2018, total penyaluran kredit BKE mencapai Rp3,23 triliun, tumbuh 39% secara tahunan dari Rp2,84 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 68% secara tahunan.
Adapun, dari sisi penghimpunan dana, perseroan berhasil meraup DPK senilai Rp3,26 triliun, tumbuh 26% dibandingkan dengan capaian pada Juli tahun lalu senilai Rp3 triliun. Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dari pada pertumbuhan pada 2017 yang mencapai 62%.
Sasmaya mengatakan, salah satu faktor penyebab penurunan pertumbuhan tersebut adalah belum masuknya suntikan modal dari aksi korporasi rights issue senilai Rp300 miliar dari PT Danadipa Artha Indonesia yang tak kunjung masuk.
Baca Juga
“Dengan rights issue kemarin, sudah diputuskan Dana Dwipa yang akan mengambil, jumlahnya Rp300 miliar. Cuma uangnya belum masuk juga, kami punya deadline mungkin September [harus sudah masuk],” ujarnya.
Sasmaya mengatakan perseroan juga terkendala margin bunga bersih (net interest margin/NIM] yang tergerus karena kenaikan suku bunga dana. Per akhir Juni 2018, rasio NIM perseroan tercatat pada level 5,28%, turun 124 bps dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar 6,52%.
Kenaikan suku bunga simpanan telah dilakukan sejak Juli, namun perseroan masih menunda kenaikan suku bunga kredit dengan pertimbangan sensitifitas pasar. Koperasi yang menjadi debitur utama BKE, menurutnya sangat sensitif dengan kenaikan suku bunga kredit.
“Kami masih di [kredit kepada] koperasi, dulu kan pernah kami naikkan, kemudian sekarang sudah turun, kalau dinaikkan bisa digugat. Sementara itu, nasabah dana sudah minta [naikkan suku bunga] karena bank lain sudah menaikkan juga,” katanya.
Kendala margin bunga tersebut dapat dilihat dari profitabilitas perseroan yang menurun. Pada Juli, laba bersih BKE mencapai Rp10,33 miliar, turun 31,59% dari torehan bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia tersebut pada tahun lalu senilai Rp15,1 miliar.