Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan mengkonfirmasi perihal masuknya Sea Group, induk usaha Shopee, sebagai pemegang saham PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE).
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto menyampaikan hal tersebut ketika menjelaskan mengenai ketentuan bank digital yang ditargetkan rampung dalam semestetr I/2021.
Anung menjelaskan pendirian bank digital terbagi menjadi dua jenis. Pertama, pendirian bank baru yang sepenuhnya adalah bank digital. Untuk ini, investor menyampaikan proposal kepada OJK untuk mendirikan bank digital.
Kedua, transformasi bank existing menjadi bank digital. Transformasi tersebut seperti yang dilakukan Bank BCA setelah mengakuisisi Bank Royal kemudian dikonversi menjadi bank digital, serta Bank BKE yang akan menjadi bank digital setelah masuknya Sea Group.
"Sea Group sudah masuk di Bank BKE," sebut Anung dalam konferensi pers, Kamis (18/2/2021).
Kabar masuknya Sea Group di Bank BKE telah terdengar pada awal tahun. Dikutip dari pemberitaan Bisnis pada 11 Januari 2021 menyebutkan, Sea Group, pemilik usaha belanja daring Shopee, diketahui telah menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau dikenal dengan Bank BKE.
Baca Juga
Menurut informasi yang dihimpun Bisnis, Sea Group mengambil alih saham Bank BKE pada awal tahun lalu. Konglomerasi yang berbasis di Singapura itu membeli saham perusahaan milik pengusaha nasional, Setiawan Ichlas.
Lewat Koin Investama, Sea Group membeli saham Danadipa [milik pengusaha Setiawan Ichlas] yang menjadi pengendali Bank BKE. Itu sudah Februari tahun lalu. Semua transaksi beres 2020,” ujar sumber Bisnis yang berada di lingkungan Bank BKE, Senin (11/1/2021).
Belakangan, Sea Group dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi PT Bank Capital Indonesia Tbk. dan PT Bank Bumi Arta Tbk. Meski kemudian, direksi dari kedua bank tersebut menyampaikan tidak mengetahui mengenai kabar itu.
OJK memang tengah mendorong konsolidasi perbankan melalui ketentuan POJK 12/2020. Bank diwajibkan memiliki modal inti minimum Rp2 triliun pada 2021 dan Rp3 triliun pada 2022. Diketahui, Bank Capital tercatat memiliki modal inti sebesar Rp1,25 triliun per September 2020 dan Bank Bumi Arta sebesar Rp1,46 triliun per 30 September 2020.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menyampaikan OJK banyak menerima investor yang memiliki keinginan untuk mengambil alih beberapa bank. Namun, OJK juga mencermati apakah pemilik nantinya memiliki visi pengembangan perbankan nasional.
Harapan OJK, pemilik baru nantinya dapat menjadikan bank lebih kuat dan berdaya tahan, serta memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Dari situ, OJK tidak ingin gegabah dalam menerima investor baru dan melakukan berbagai kajian.
"Terkait dengan investor, NIM bank kita masih sekitar 4%. Kita menerima banyak sekali keinginan dari investor untuk menjajaki dan mengambil alih beberapa bank," katanya.
Heru belum bisa menyebutkan sejumlah konsolidasi bank yang akan dilakukan tahun ini. Menurutnya, konsolidasi bank baru akan disampaikan kepada publik setelah resmi mendapatkan persetujuan regulator.