JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan kembali menggenjot layanan tanpa kantor cabang pada tahun ini. Perseroan membidik kenaikan jumlah agen BRILink menjadi 450.000 orang atau naik sekitar 12% dibandingkan dengan capaian pada 2018.
Corporate Secretary BRI Bambang Tribaroto mengatakan, target tersebut akan diikuti oleh jumlah transaksi sebesar 400 juta atau naik 5,6% secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Ini seiring dengan jumlah pertumbuhan agen dan meningkatnya kualitas agen yang existing,” katanya kepada Bisnis, Senin (14/1).
Perseroan pada tahun lalu mencatat pertumbuhan menjadi 401.550 agen atau naik dari tahun sebelumnya sebanyak 279.750 agen.
Bambang menyampaikan, pertumbuhan agen ini berdampak signifikan terhadap jumlah dan volume transaksi agen BRILink.
Tercatat ada 378,7 juta transaksi dengan total nilai mencapai Rp512,7 triliun sepanjang 2018. Angka ini naik tajam dibandingkan dengan 2017, sebanyak 202 juta transaksi dengan nilai Rp298 triliun.
Dia melanjutkan, fitur transfer masih menjadi penyumbang terbesar nominal transaksi. Kemudian diikuti oleh transaksi setoran tunai simpanan, tarik tunai simpanan, pembelian token listrik, setoran pinjaman, dan pembelian pulsa.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbiasa dan nyaman bertransaksi melalui agen BRILink,” ujarnya.
Kinerja perseroan pun mendapatkan dampak positif, karena dana murah (current account saving account/CASA) berhasil dihimpun sebanyak Rp5 triliun dan menghasilkan pendapatan berbasis komisi (fee based income) Rp448,8 miliar. Perseroan pun membidik peningkatan kinerja keagenan pada tahun ini.
Strategi yang direncanakan adalah memperluas layanan BRILink di desa, meningkatkan penyaluran program pemerintah, peningkatan kualitas informasi dan teknologi, serta mengintensifikasi sosialisasi dan pelatihan kepada para agen.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penurunan jumlah kantor cabang bank sepanjang 2018 semakin dalam. Hingga September, rata-rata per bulan kantor cabang turun 2,1% secara tahunan. Padahal, tahun lalu, rata-ratanya masih kurang dari 1%.