Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Perkuat Dana Murah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus berupaya meningkatkan porsi dana murah dalam struktur dana pihak ketiga yang dihimpun.
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus berupaya meningkatkan porsi dana murah dalam struktur dana pihak ketiga yang dihimpun. 

Sampai dengan Desember 2018, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRI tercatat mencapai Rp944,3 triliun, tumbuh 12,2% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan bahwa pertumbuhan DPK diikuti oleh meningkatnya porsi dana murah dari produk giro dan tabungan (current account saving account/CASA) dibandingkan dengan tahun lalu, dari 59% menjadi 60,1%.

“Pertumbuhan DPK diiringi oleh kredit, sehingga rasio LDR [loan to deposit ratio] kami angkanya ideal 89,3%,” katanya dalam paparan kinerja kuartal IV/2018 di kantor BRI, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Sementara itu pada tahun ini BRI kembali membidik pertumbuhan DPK dua digit. Perseroan memproyeksikan dana nasabah dapat tumbuh sebesar 11%—12% secara tahunan.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB), otoritas memperkirakan penghimpunan dana perbankan akan naik 11% yoy tahun ini, atau lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu.

Adapun selain mengandalkan dana konvensional, BRI juga mengincar pengimpunan dana non-DPK. BRI tahun ini akan menghimpun dana nonkonvensinal dalam bentuk denominasi rupiah dan valuta asing.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan tahun ini akan meminta izin kepada otoritas untuk menerbitkan obligasi senilai Rp20 triliun untuk 3 tahun.

“Kalau dibagi, rata-rata per tahun sekitar Rp6 triliun sampai Rp7 triliun," katanya.

Selain itu untuk mendukung kebutuhan likuiditas valuta asing, emiten bersandi BBRI ini juga akan menerbitkan obligasi sebesar US$500 juta. Perseroan juga membuka peluang mencari pinjaman bilateral dengan nilai sekitar US$500 juta sehingga nilai total keduanya berkisar Rp14 triliun.

"Pinjaman bilateral akan kami siapkan tapi sifatnya tentatif,” tambah Haru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper