Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang 2018 didorong tumbuhnya pembiayaan ke segmen pensiunan.
Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso mengatakan sepanjang 2018 pihaknya mampu membukukan kenaikan laba bersih sekitar 108%.
"Laba kami naik dari Rp160 miliar jadi Rp333 miliar," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Kenaikan laba tersebut disumbang oleh tumbuhnya pendapatan bunga seiring dengan kenaikan kredit, serta pendapatan nonbunga atau fee based income.
Total jumlah kredit yang disalurkan perseroan pada Januari - Desember 2018 mencapai Rp15,5 triliun, tumbuh 48% secara year on year (YoY).
Dari jumlah itu, mayoritad atau Rp14 triliun disalurkan ke segmen pensiunan. Sekitar Rp1,5 triliun sisanya merupakan kredit mikro ritel.
Sementara itu penghimpunan dana masyarakat terkerek 56,8% (YoY) menjadi Rp15,3 triliun. Kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup tinggi masih dimotori dana mahal deposito yang porsinya mencapai 80% dari keseluruhan.
"Core business kami masih 90% kredit pensiunan. Jadi kenaikan pendapatan bunga dan fee based income masih berkaitan dengan segmen itu. Untuk DPK memang naik pesat karena kami perlu mengimbangi pertumbuhan kredit," paparnya.
Sementara itu, untuk nilai aset Bank Mantap secara total tercatat Rp20,9 triliun, tumbuh 53% secara tahunan.
Pertumbuhan yang signifikan dari sisi fungsi intermediasi diimbangi dengan kehati-hatian untuk menjaga kualitas aset.
Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) Bank Mantap yang relatif stagnan di level 0,63%.
Adapun untuk rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio /LDR) Bank Mantap ada di level 92%.
Josephus menyatakan kondisi likuiditas dan permodalan perseroan masih memadai untuk mendukung rencana ekspansi pada tahun ini.