Bisnis.com, JAKARTA – Kestabilan suku bunga acuan Bank Indonesia pada dua bulan pertama tahun ini dinilai sudah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, termasuk pelaku industri multifinance.
Sudjono, Finance Director & Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia Tbk., mengatakan suku bunga acuan BI diperkirakan belum akan berubah dalam waktu dekat.
“Saya rasa itu sudah sesuai ekspektasi pasar,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (24/2/2019).
Kondisi itu, jelas dia, akan membuat investasi di mata uang rupiah tetap menarik. Di samping itu, jelasnya, stabilitas tingkat suku bunga akan membuat sumber pendanaan multifinance, baik dari perbankan maupun dari pasarm modal lebih terjaga.
“Diharapkan dengan adanya stabilitas suku bunga, pendanaan dari perbankan dan pasar obligasi juga akan stabil juga.”
Sudjono sebelumnya menilai pada 2018 industri pembiayaan dihadapkan pada sejumlah tantangan, antara lain pengetatan likuiditas perbankan, kenaikan tingkat suku bunga, serta menurunnya kepercayaan perbankan sebagai imbas dari beberapa kasus kredit macet yang melibatkan perusahaan pembiayaan.
Kendati begitu, emiten pembiayaan dengan kode saham BFIN ini menjalankan sejumlah strategi sehingga mampu tetap mencatatakan kinerja positif.
“Beragam kondisi eksternal khususnya pada semester II/2018 cukup menantang perusahaan untuk dapat tetap tumbuh secara sehat,” jelasnya.
Pada 2018, BFIN membukukan pertumbuhan laba hingga 24% menjadi Rp1,47 triliun. Realisasi itu sejalan dengan pertumbuhan pendapatan BFIN yang juga naik sebesar 24% menjadi Rp5 triliun.
Piutang bersih pembiayaan BFIN pun naik 14% menjadi Rp17,3 triliun, sedangkan asetnya mencapai Rp19,1 triliun atau meningkat sebesar 16% pada akhir 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Rp16,5 triliun.