Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih PT Standard Chartered Indonesia (SCBI) melambung sebesar 371% secara tahunan (year-on-year) sepanjang 2018, atau menjadi Rp536 miliar. Perbaikan kinerja hampir dari seluruh lini bisnis perusahaan menjadi penopang pertumbuhan tersebut.
Chief Executive Officer SCBI Rino Donosepoetro mengatakan capaian tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2014. “Tahun lalu membanggakan buat kami. Transformasi yang sudah kami tempuh sejak 2017 telah membuahkan hasil,” katanya dalam paparan kinerja SCBI sepanjang 2018 di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Selanjutnya, SCBI akan berupaya mempertahankan kinerja untuk membukukan pertumbuhan laba. Tahun ini diharapkan situasi ekonomi global yang mulai pulih akan membantu mencapai hal tersebut.
Chief Financial Officer SCBI Anwar Harsono mengatakan bahwa komponen pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) menjadi satu penunjang laporan positif laba perusahaan. Pada tahun lalu NII tumbuh 4% yoy menjadi Rp2,33 triliun. Pendapatan bunga yang turun 7% yoy diikuit oleh beban bunga yang merosot 22% yoy.
Dia juga menjelaskan bahwa faktor penunjang laba adalah penurunan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menjadi Rp350 miliar dari sebelumnya Rp897 miliar, atau turun 61% yoy. Hal ini seiring dengan perbaikan kualitas aset dengan turunnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dari 3,9% menjadi 2,2%.
Penurunan rasio kredit bermasalah hingga lebih dari 100 basis poin (bps) itu pun membuat laba bersih SCBI tahun lalu melesat hingga 371% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp536 miliar. Pasalnya bank pun menurunkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 61% yoy menjadi Rp350 miliar.
Anwar melanjutkan bahwa selain itu perusahaan juga melakukan efisiensi beban operasional berkat digitalisasi. Beban operasional turun 6% yoy menjadi Rp2,2 triliun.
Pos penyumbang adalah beban tenaga kerja yang turun 23% yoy menjadi Rp799 miliar. Kemudian diikuti oleh beban promosi yang merosot 56% yoy menjadi Rp23 miliar.
Beban operasional dan promosi turun disebabkan oleh transformasi SCBI yang mengubah fokus bisnis
Kendati demikian berdasarkan laporan publikasi, pendapatan operasional non bunga SCBI turun 12% yoy menjadi Rp1,06 triliun. Menurunnya pendapatan berbasis komisi sebesar 9% yoy menjadi Rp771 miliar menjadi satu penyebabnya.