Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp2,8 triliun pada 2018, turun 7,28% dibandingkan dengan perolehan laba pada 2017 yang mencapai Rp3,02 triliun.
Pada 2017, perolehan laba BTN yang mencapai Rp3,02 triliun tersebut naik 15,71% secara year on year.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, capaian laba 2018 yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya itu merupakan dampak dari strategi perseroan dalam menjalankan prinsip kehati-hatian.
Dalam rangka penerapan PSAK 71, BTN menyiapkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) senilai Rp1,7 triliun. Sebelum CKPN, laba operasi BTN pada 2018 tercatat sebesar Rp5,31 triliun, tumbuh 11,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Perolehan laba ini telah memperhitungkan kesiapan perseroan dalam penerapan PSAK 71," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2019).
Dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit dan pembiayaan oleh BTN sepanjang 2018 tercatat sebesar Rp237,8 triliun, tumbuh 19,48% dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya senilai Rp198,9 triliun.
Menurut Maryono, melesatnya pertumbuhan kredit BTN yang berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang pada tahun lalu mencapai 11,75% didorong oleh Program Satu Juta Rumah. Program tersebut mendongkrak kinerja kredit BTN yang sebagian besar portofolionya adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
"Sebanyak 80% portofolio kredit BTN merupakan kredit konsumer dengan profile 90% merupakan KPR yang menjadi core business kami sejak tahun 1974," tambahnya.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN sepanjang 2018 tercatat Rp230,3 triliun, tumbuh 19,34% dibandingkan perolehan DPK tahun 2017.
Pertumbuhan DPK ini memperkuat likuiditas BTN. Tercatat Liquidity Coverage Ratio BTN sebesar 108,99%, di atas ambang batas yang disyaratkan Bank Indonesia.
Sementara itu, aset emiten perbankan berkode saham BBTN tersebut per akhir Desember 2018 mencapai Rp306,4 triliun, meningkat dibandingkan dengan posisi aset periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp261,4 triliun.