Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Perbankan 2018 Tembus Rp8 Kuadriliun

Aset bank umum di Indonesia untuk pertama kalinya menembus angka Rp8 kuadriliun, kendati dari sisi pertumbuhan sedikit melambat. Kenaikan aset tersebut lebih banyak ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit dibandingkan dengan kenaikan penghimpunan dana.

Bisnis.com, JAKARTA – Aset bank umum di Indonesia untuk pertama kalinya menembus angka Rp8 kuadriliun, kendati dari sisi pertumbuhan sedikit melambat. Kenaikan aset tersebut lebih banyak ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit dibandingkan dengan kenaikan penghimpunan dana.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menutup tahun 2018 lalu bank umum komesial di Tanah Air tidak termasuk bank perkreditan rakyat, membukukan aset total sebesar Rp8.068,35 triliun.

Jumlah tersebut tumbuh 9,21% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan total aset bank umum pada 2017 sebesar Rp7.387,63 triliun. Pertumbuhan tersebut sedikit melambat dibandingkan dengan laju kenaikan total aset bank umum pada 2016 dan 2017, masing-masing sebesar 10,39% dan 9,78% menjadi Rp6.729,79 triliun dan Rp7.387,63 triliun.

Capaian rekor Rp8 kuadriliun ditopang oleh pertumbuhan kredit bank umum yang mencapai Rp12,04% atau dari Rp4.781,93 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp5.358,01 triliun pada akhir Desember 2018. Adapun, penghimpunan dana pihak ketiga hanya tumbuh moderat di level 6,44% (YoY) yakni dari Rp5.289,38 triliun menjadi Rp5.630,45 triliun.

Pembentukan aset bank umum sepanjang 2018 lalu cukup positif karena mencapai rekor baru dengan menembus level Rp8.000 triliun dengan total jumlah bank umum 115 bank. Jumlah ini menanjak 62,87% dibandingkan dengan kondisi pada lima tahun atau akhir 2013 di mana total aset 120 bank umum di Indonesia sebesar Rp4.954 triliun

Meski demikian, pada bulan pertama 2019, total aset 115 bank umum di dalam negeri kembali turun tipis ke level Rp7.913,49 triliun.

Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot mengatakan turunnya jumlah aset bank dari level Rp8 kuadriliun pada Januari lalu merupakan efek awal tahun.

“Siklus tahunannya memang demikian karena pertumbuhan kredit dan DPK bank pada awal tahun biasanya cenderung melambat,” kata Sekar kepada Bisnis, belum lama ini.

Akan tetapi, jumlah aset perbankan diyakini akan kembali tumbuh seiring dengan proyeksi kenaikan kredit baru mulai awal kuartal II/2019. Sepanjang tahun ini, kredit perbankan diproyeksikan akan tumbuh 13% + 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper