Bisnis.com, JAKARTA – Citibank N.A., Indonesia membukukan pertumbuhan dua digit dalam hal penghimpunan dana serta penyaluran kredit pada kuartal I/2019.
Per kuartal I/2019, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Citibank Indonesia tercatat tumbuh 11,2% secara year-on-year (yoy), sedangkan penyaluran kredit tumbuh 14,7% secara yoy.
Chief Executive Officer Citibank Indonesia Batara Sianturi mengatakan bahwa fungsi intermediasi awal tahun ini didorong oleh institutional banking. Kredit yang menyasar debitur korporasi ini berkontribusi sebesar 76% terhadap portofolio pembiayaan.
“Pada saat kredit konsumsi tumbuh stagnan, kredit institutional banking tumbuh 21% [yoy],” katanya dalam paparan kinerja kuartal I/2019 di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Batara melanjutkan, terdapat tiga segmen utama yang menjadi pendorong pertumbuhan kredit korporasi, yakni industri manufaktur, pertambangan, dan perantara keuangan. Citibank memproyeksikan hingga akhir tahun ini ketiga segmen itu tetap menjadi tulang punggung utama penyaluran kredit.
Pertumbuhan kredit pada tiga bulan pertama 2019 tersebut melampaui rencana bisnis bank (RBB) yang mematok pertumbuhan intermediasi 8%. “Kalau kuartal II sepertinya masih akan terjaga. Kami belum lihat tren akan naik tinggi atau turun tajam,” katanya.
Pertumbuhan kredit pun mendorong aset Citibank Indonesia naik 14,22% yoy menjadi Rp89,9 triliun. Kenaikan ini diikuti dengan penurunan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kotor naik 52 bps dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, atau menjadi 2,30%. Begitu pula dengan rasio NPL bersih naik 3 bps menjadi 0,50%.
Sementara itu dari sisi penghimpunan dana, Citibank menorehkan kenaikan 11,2% yoy menjadi Rp58,67 triliun. Simpanan berjangka menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan 24,9% menjadi Rp19,59 triliun.
Giro pada periode yang sama hanya tumbuh satu digit, sedangkan tabungan terbilang stagnan. Dua komponen dana murah (current account savings account/CASA) itu masing-masing naik 6,8% yoy dan 0,9% yoy.
Senada dengan kredit, Batara mengatakan bahwa lini bisnis institutional banking juga berperan penting. Portofolio deposan korporasi naik 13% yoy.
Pertumbuhan deposito pun membuat rasio dana murah dari produk giro dan tabungan atau current account savings account (CASA) turun. Per Maret 2019, rasio CASA sebesar 66,6%, sedangkan Maret 2018 70,3%. Perusahaan berupaya menjaga rasio CASA sekitar 67% hingga akhir tahun.
Adapun pertumbuhan kredit di atas DPK membuat rasio likuiditas bank naik, tetapi masih di bawah batas bawah regulator. Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) per Maret 2019 79,21%, naik dari sebelumnya 75,46%.