Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) Helmi Arman memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) sebanyak tiga kali pada tahun ini. Total penurunan diperkirakan mencapai 75 basis poin, dari 5,75% menjadi 5%.
“Kami perkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya lima kali tahun ini. Dengan begitu, BI menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali,” ujar Helmi saat ditemui Bisnis, Kamis (24/4/2025).
Dia menilai permintaan dolar AS saat ini meningkat karena banyak perusahaan dalam negeri sedang mengirim dividen kepada pemegang saham asing.
Proses ini, yang disebut repatriasi dividen yang biasanya terjadi pada bulan April dan Mei. Hal ini membuat kebutuhan dolar naik secara musiman.
Adapun, repatriasi dividen merupakan proses pengiriman kembali keuntungan (dividen) dari anak perusahaan di suatu negara ke pemegang sahamnya di luar negeri.
Kedua, jika The Fed mulai menurunkan suku bunga, tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan mereda, sehingga BI dapat menurunkan suku bunga tanpa memicu pelemahan rupiah.
Baca Juga
Menurutnya, penurunan suku bunga ini bisa menjadi katalis baru bagi masuknya arus dana ke pasar saham dan obligasi, terutama surat utang bertenor pendek.
Helmi menjelaskan permintaan terhadap dolar AS meningkat karena musim pembayaran dividen oleh perusahaan dengan pemegang saham asing saat ini.
Hal ini turut diperkuat oleh ketidakpastian global, termasuk dampak kebijakan ekonomi yang diumumkan mantan Presiden AS Donald Trump pada awal April lalu, yang memicu revisi proyeksi pertumbuhan global dan menekan pasar saham domestik.
Meski begitu, Helmi menilai cadangan devisa Indonesia relatif aman berkat kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang diterbitkan pada Maret lalu.
“Kebijakan DHE memberikan BI amunisi tambahan untuk menjaga stabilitas pasar valas,” jelasnya.
Dengan berakhirnya musim repatriasi dividen dan potensi pelonggaran moneter The Fed, Helmi memperkirakan tekanan terhadap rupiah akan mereda.