Bisnis.com, JAKARTA—PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja optimistis dapat mengakuisisi 17 juta pengguna (user) baru dengan menggarap transaksi esensial masyarakat lebih banyak.
Chief Marketing Officer LinkAja Edward Kilian Suwignyo menuturkan, pelaku industri uang digital saat ini lebih menggarap transaksi lifestyle oriented masyarakat seperti belanja online dan tiket pesawat untuk liburan, yang mengharuskan mereka bersaing dengan seluruh kemampuan finansial yang ada.
Akan tetapi, LinkAja akan lebih menggarap banyak transaksi primer dan akan lebih mudah menarik perhatian banyak masyarakat.
"Saat ini kita sudah ada 23 juta pengguna, hingga akhir tahun kita targetkan bisa sampai 40 juta pengguna. Strategi kami adalah pasar transaksi esensial, ini menjadi strategi utama kami," katanya disela-sela acara bincang santai LinkAja, Kamis (4/7/2019)
Sayangnya, pria yang akrab dipanggil Kiki ini masih enggan memaparkan jumlah transaksi yang dapat digarap oleh LinkAja.
Adapun, transaksi esensial yang dimaksud adalah kebutuhan untuk transaksi pembayaran tol tanpa berhenti, tiket kereta api, pengisian bahan bakar, hingga remitansi.
Baca Juga
Kiki mengatakan, untuk pembayaran tol, LinkAja bekerja sama dengan FLO, aplikasi pembayaran tol berbasis teknologi radio frequency identification (RFID). Pengguna LinkAja dapat melewati pintu gerbang tol tanpa harus berhenti.
Fasilitas yang diberikan LinkAja ini juga berbeda dengan on board unit (OBU), karena user tidak diwajibkan membeli mesin tambahan apa pun.
"User cukup perlu stiker yang ditempelkan di kaca lampu depan mobil, yang itu sudah langsung terhubung dengan aplikasi," ujarnya.
Saat ini, LinkAja sudah memiliki 20 pintu tol yang telah menjadi pilot project. Perseroan menargetkan akan ada 200 titik termasuk di Jawa dan Bali.
Kiki menambahkan, fitur ini akan semakin lengkap dengan ditambahkan pilihan pembayaran secara kredit. Hal ini akan mempermudah pengguna untuk berjalan melewati pintu tol tanpa harus khawatir sisa saldo yang tersisa diaplikasi.
"Asal kecepatan mobilnya 30 km/jam, itu sudah pasti bisa lewat. Pokoknya pasti akan sangat mudah menggunakan LinkAja," katanya.
Kiki mengatakan, layanan tiket kereta api juga tidak dimiliki oleh perusahaan uang digital lain. Isi ulang saldo tiket yang mudah dan fitur QR code yang aktif dengan hanya mengguncang telepon akan menarik banyak perhatian masyarakat.
"Ini juga merupakan salah satu keunggulan kami karena pemilik modal kami adalah badan usaha milik negara," katanya.
Dalam pengisian bahan bakar, LinkAja juga akan terkoneksi dengan 5.000 SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) hingga akhir tahun ini.
"Saat ini kami sudah mulai dengan 1.000 SPBU, ini akan membuat transaksi saat pengisian bahan bakar menjadi lebih cepat dan mudah," katanya.
Sementara itu, untuk remitansi, LinkAja juga akan mempermudah setiap pekerja, terutama yang tidak memiliki akun bank untuk dapat menikmati layanan perbankan.
Layanan pengiriman uang ini akan sangat mudah karena pengguna LinkAja akan dapat menarik uang tanpa menggunakan kartu.
"Asalkan mesin ATM-nya adalah LinkAja, mereka bisa tarik. Dan ini sedang kami kembangkan," tuturnya.
Kiki mengatakan, pembayaran remitansi ini tidak hanya transaksi antarnegara, tetapi juga antarkota. Pasalnya, banyak pekerja yang bekerja di kota dan harus mengirimkan uangnya ke desa tempat tinggalnya.
LinkAja juga dikembangkan untuk pembayaran uang jalan. Fitur ini merupakan fitur layanan business to business, di mana perusahaan yang menyalurkan biaya jalan bagi karyawannya hanya perlu menggunakan LinkAja, dan perusahaan akan mendapat laporan penggunaannya.
"Ini juga akan menjadi layanan yang cukup menarik, khususnya bagi partner pelaku usaha kami," katanya.