Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RDG Agustus 2019 : BI Berpeluang Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Meski banyak ekonom yang memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan ini, tetapi ada ekonom yang memperkirakan BI bakal kembali menurunkan suku bunga acuan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Meski banyak ekonom yang memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan ini, tetapi ada ekonom yang memperkirakan BI bakal kembali menurunkan suku bunga acuan.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menyatakan, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Agustus 2019 ini, BI akan menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps).

"Turunkan 25 basis poin jadi 5,5% dan bertahan sampai akhir tahun ini," ungkap Enrico, Rabu (21/8/2019).

Dia menilai, keputusan pelonggaran itu memungkinkan untuk mendukung proses pemulihan perekonomian domestik. Apalagi menurut Enrico ruang gerak pelonggaran moneter tersebut ada.

"Ini dengan mencatat bahwa inflasi terukur stabil pada kisaran rendah, rupiah dirasakan cukup stabil volatilitasnya, dan keadaan perbankan dapat menerima sokongan dari penurunan suku bunga," jelas Enrico.

Di lain pihak, opsi pelonggaran kebijakan melalui relaksasi Giro Wajib Minimum (GWM) 6% menjadi 5,5% juga masih terbuka.

"Menurunkan 25bps ke 5,5% dalam bentuk penurunan GWM juga masih ada," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper