Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Posfin Pintu Masuk Pos Indonesia Masuk Teknologi Finansial

PT Pos Indonesia (Persero) menyatakan akan menjadikan anak perusahaannya di bidang teknologi finansial atau tekfin, Posfin, sebagai motor pengembangan digitalisasi keuangan perseroan.
Karyawan PT. Pos Indonesia menunjukkan layanan aplikasi digital berbasis rekening Giro Pos Mobile (kiri) dan aplikasi Cas On Delivery Costumer to Costumer (COD C2C) (kanan) di Kantor Pos Besar, Solo, Jawa Tengah, Senin (2/9/2019). PT. Pos Indonesia melakukan inovasi terhadap produk yang sudah ada dengan menyesuaikan dalam bentuk digital untuk meningkatkan layanan dan memudahkan pelanggan menjangkau layanan Perusahaan./ANTARA - Mohammad Ayudha
Karyawan PT. Pos Indonesia menunjukkan layanan aplikasi digital berbasis rekening Giro Pos Mobile (kiri) dan aplikasi Cas On Delivery Costumer to Costumer (COD C2C) (kanan) di Kantor Pos Besar, Solo, Jawa Tengah, Senin (2/9/2019). PT. Pos Indonesia melakukan inovasi terhadap produk yang sudah ada dengan menyesuaikan dalam bentuk digital untuk meningkatkan layanan dan memudahkan pelanggan menjangkau layanan Perusahaan./ANTARA - Mohammad Ayudha

Bisnis.com, BANDUNG — PT Pos Indonesia (Persero) menyatakan akan menjadikan anak perusahaannya di bidang teknologi finansial atau tekfin, Posfin, sebagai motor pengembangan digitalisasi keuangan perseroan.

Diektur Jaringan dan Layanan Keuangan Pos Indonesia Ihwan Sutardiyanta menjelaskan, pihaknya melakukan pengembangan layanan digital secara bertahap. Untuk layanan keuangan digital, pihaknya akan berbagi peran dengan Posfin.

Menurut Ihwan, optimalisasi keuangan digital melalui anak perusahaan tersebut dapat memuluskan kinerja perseroan. Apabila seluruh pengembangan digitalisasi ditaruh di induk, menurutnya, kerap dihadapkan pada birokrasi atau hal-hal lain.

"Kan footprint-nya [digitalisasi] masih di induk, kalau memang proses bisnisnya perlu footprint ya kami taruh di footprint, tetapi pengembangan digitalnya kami taruh di Posfin," ujar Ihwan kepada Bisnis, Jumat (6/9/2019).

Dia menjelaskan, salah satu pengembangan digitalisasi oleh Pos Indonesia dan Posfin yang terkini adalah layanan keuangan digital bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Layanan bernama Worker Welfare Management System tersebut menurutnya akan membantu para TKI dalam melakukan transaksi dan pengelolaan keuangan.

Menurut Ihwan, ke depannya layanan tersebut akan dilengkapi oleh fitur-fitur lain yang diperlukan para TKI, seeperti asuransi setelah pulang ke Indonesia, tabungan emas, dan lain-lain.

"Kami mulai dari yang paling sederhana, kami kembangkan ke konten-konten yang lain. Kami memang fokus ke segmen menengah ke bawah, termasuk TKI," ujar dia.

Adapun, menurut Ihwan, dalam pengembangannya Posfin masih mendapatkan suntikan dana dari induk perusahaan. Sokongan finansial tersebut menurutnya masih diperlukan dalam proses pengembangan ke depannya.

Direktur Utama Posfin Soeharto menjelaskan, cakupan layanan induk usahanya yang mencapai pelosok menjadi peluang untuk digarap oleh layanan keuangan digital. Digitalisasi tersebut menurutnya dapat menjembatani transaksi uang dari para pekerja migran untuk keluarganya di berbagai wilayah.

"Itu dapat mendorong pengelolaan keuangan secara digital pada masyarakat di pelosok, yang relatif belum tersentuh [layanan] keuangan konvensional," ujar Soeharto kepada Bisnis.

Menurut dia, layanan Worker Welfare Management System memungkinkan pekerja migran mengelola dan memantau kondisi keuangan keluarga di daerah asal, pun sebaliknya melalui transaksi keuangan yang tercatat.

Menurut Soeharto, pihaknya akan meluncurkan layanan tersebut pada Desember 2019. Saat ini Posfin tengah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk merampungkan sistem tersebut, seperti dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kementerian Ketenagakerjaan.

Adapun, dia menjelaskan bahwa Posfin saat ini terus mencatatkan perbaikan kinerja. Ekuitas perseroan pasa 2018 mencapai Rp270,45 juta, meningkat dari 2017 dengan ekuitas negatif Rp12,92 miliar dan 2016 negatif Rp64.89 miliar.

Selain itu, laba perseroan pun tercatat berbalik untung mulai 2017 yang berkisar Rp270 juta, dibandingkan tahun sebelumnya yang merugi Rp4,5 miliar. Adapun, pada 2018 laba Posfin tercatat sebesar Rp16 miliar.

Kondisi keuangan tersebut, menurut Soeharto, membuat induk perusahaan optimistis untuk serius menggarap digitalisasi keuangan bersama Posfin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper