Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEPUTI GUBERNUR BI DODY BUDI WALUYO : "Kami Bukan Manusia yang Suka Bunga Tinggi"

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo blak-blakan berbicara tentang kebijakan moneter dan kondisi ketidakpastian global saat ini.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memberikan paparan dalam pembukaan CORE Economic Outlook 2019 bertajuk Memperkuat Ekonomi di tengah Tekanan Global, di Jakarta, Rabu (21/11/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memberikan paparan dalam pembukaan CORE Economic Outlook 2019 bertajuk Memperkuat Ekonomi di tengah Tekanan Global, di Jakarta, Rabu (21/11/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Kita Baru Tumbuh Kencang pada 2020

Kalau GWM turun, mengapa bunga kreditnya terlihat belum turun?

Suku bunga sudah kami turunkan 50 basis poin. Itu memang akan punya pengaruh, lag ke sektor riil setelah kurun tertentu, baik diturunkan maupun dinaikkan. Biasanya transmisinya 4 sampai 6 kuartal. Kalau kami memandang mengapa ekonomi belum tumbuh pesat sampai 2019? Mungkin akan merasakan pertumbuhan pada 2020.

Itu dari sisi likuiditas yang sudah kami lepas. Lepas bukan berarti kami memberikan kredit, melainkan fasilitas repo dibuka kepada perbankan, GWM sudah kami turunkan.

Sekarang adalah bagaimana meningkatkan permintaan. Apakah perbankan sudah lending, apakah perbankan likuiditasnya ketat sehingga tidak mau lending, atau memang tidak ada permintaan?

Memang di global, permintaannya lemah. Dengan asumsi itu, likuiditasnya tidak didorong dulu. Kami kurangi dulu ongkos produksinya dengan turunkan suku bunga. Demand-nya dibentuk dulu, baru suplainya. Makanya, 2020 baru tumbuh kencang.

Berapa aliran modal asing yang masuk ke Indonesia dengan perbandingan differential rate kita yang masih cukup tinggi?

Kalau hanya melihat gain, kami positif sekitar 5,46 yield riil kita dibandingkan ekspektasi inflasi. Angka itu masih jauh di atas India, selaku kompetitor, yang di sekitaran 5,4. Jadi masih sangat positif.

Kalau itu dipotong dengan risiko, akan menjadi disekitar 2,4–2,5 dan India di 2,2. Angka tersebut juga sudah dengan penambahan 50 basis poin kemarin itu. Jadi Indonesia kami meyakiin lebih atraktif untuk menarik aliran modal asing ke Tanah Air.

Posisi inflow kita masih besar di SBN. Realisasi Januari Agustus, masuk sekitar Rp174 triliun, SUN Rp113 triliun, saham Rp60 triliun. Dengan angka ini termasuk yang paling menarik. Selain itu ekonomi juga masih tumbuh di 5%. Itu poin penting juga bagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper