Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 11 Persen, Kredit Modal Kerja BCA Disokong Industri Suku Cadang dan Mamin

Kredit Modal Kerja (KMK) PT Bank Central Asia Tbk. tumbuh 11 persen year-on-year (yoy) sepanjang semester I/2019.
Gedung Bank BCA./Ilustrasi-Bisnis
Gedung Bank BCA./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) PT Bank Central Asia Tbk. masih tumbuh positif dalam tahun ini. Per Juni 2019, KMK bank swasta tersebut meningkat 11 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp260 triliun.

Satu sektor yang berkontribusi positif terhadap permintaan kredit baru adalah suku cadang, yang naik 13 persen sepanjang year-to-date (ytd) menjadi Rp9,4 triliun. Sementara itu, sektor makanan dan minuman tumbuh relatif stagnan dalam periode yang sama, dengan realisasi Rp20,9 triliun.

Senior Vice President Corporate Communications BCA Dwi Narini mengatakan perseroan akan tetap mengkaji peluang penyaluran kredit ke berbagai sektor.

“Juga dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian serta mengutamakan penyaluran kredit kepada nasabah yang memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki prospek bisnis yang baik dan potensial,” paparnya kepada Bisnis, Rabu (11/9/2019).

Dwi melanjutkan dalam hal mitigasi risiko, BCA menyalurkan kredit ke berbagai sektor ekonomi. Dengan demikian, sektor yang tengah mengalami perlambatan dapat disokong oleh bidang usaha lain yang tengah tumbuh positif.  

Di sisi lain, pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) per Juli 2019 berpotensi mengerek permintaan KMK. Penguatan daya beli masyarakat akan menjadi momentum kebutuhan dana segar bagi pelaku usaha.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), IPR tumbuh 2,4 persen yoy per Juli 2019. Angka tersebut menguat dari sebelumnya turun 1,8 persen yoy pada Juni 2019.

Peningkatan tertinggi terjadi pada penjualan eceran kelompok suku cadang dan aksesori serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Bank sentral pun memperkirakan IPR akan terus meningkat pada Agustus 2019, meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Hal itu terindikasi dari perkiraan IPR sebesar 3,7 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper