Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Besar Obral Kredit Online Via Payroll

Bank besar memilih fokus menyasar pasar payroll dalam menggenjot penyaluran kredit tanpa agunan atau KTA.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra.

Bisnis.com, JAKARTA — Bank besar memilih fokus menyasar pasar payroll dalam menggenjot penyaluran kredit tanpa agunan atau KTA.

Bisnis pinjaman online atau pinjol yang menjamur di kalangan industri teknologi finansial atau tekfin kini memang tengah naik daun. Alhasil, agar pangsa pasar tak tergerus, bank besar pun tak ingin ketinggalan dan memilih pasar payroll sebagai segmen utama dalam menggapai pertumbuhan.

General Manager Product Management Division PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. J. Donny Bima Herjuno mengatakan bahwa produk KTA perseroan yang bernama BNI Fleksi masih difokuskan untuk menggarap nasabah payroll selected partners. Hal itu dikarenakan jumlah nasabah yang sudah cukup besar dan kepastian risiko yang rendah.

Pertumbuhan BNI Fleksi hingga September 2019 sudah di atas 15% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan sesuai dengan target yang ditetapkan perseroan sampai akhir tahun.

“Pendorong kinerja BNI Fleksi adalah dengan mengoptimalkan kredit nasabah payroll di selected partners dengan menawarkan layanan yang cepat. Tak hanya itu, perseroan juga menawarkan kemudahan akses melalui digital platform dan pricing yang menarik,” katanya kepada Bisnis, Selasa (8/10/2019).

Donny menambahkan, nilai besaran kredit yang paling banyak diminati nasabah saat ini di kisaran Rp100 juta sampai dengan Rp150 juta. Perseroan pun memastikan belum akan menyasar segmen nasabah yang lebih luas dalam memasarkan BNI Fleksi.

Sementara itu, dalam mengantisipasi persaingan dengan tekfin, perseroan justru memilih bekerja sama untuk menggarap pinjaman konsumer segmen mikro khusus nasabah atau mitra BNI yang selama ini tidak eligible diberikan BNI Fleksi.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan juga memberikan utilisasi pada nasabah payroll dalam hal pemberian produk KTA yang bernama Kredit Serbaguna Mandiri atau KSM.

Bahkan, perseroan memberikan batas hingga 40% dari total pendapatan dalam pencairan pinjaman yang bisa diperoleh nasabah. “Kalau gaji di kita bisa mengajukan KSM dengan bunga yang menarik dan maksimal plafon 40% dari total gajinya,” katanya.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menambahkan pertumbuhan KSM per Agustus 2019 mencapai 20% yoy dengan baki debet sebesar Rp72 triliun.

Menurutnya, strategi utama perseroan dalam penyaluran KSM tetap kepada pendekatan kebutuhan nasabah, di mana secara target market sudah mencakup seluruh segmen dari PNS/TNI/Polri, BUMN, dan swasta.

Adapun, kebutuhan nasabah sampai saat ini cukup banyak pada nominal kredit Rp100 juta - Rp150 juta yang kebanyakan digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah seperti untuk biaya pendidikan, renovasi, kesehatan, liburan, dan lainnya.

“Agar KSM dapat bersaing dengan tekfin, kami telah menawarkan kemudahan dan kecepatan proses dengan cara melakukan simplifikasi proses. Dengan begitu, pemutusan kredit dapat lebih cepat karena kami memiliki data existing customer yang lebih lengkap,” katanya.

KOLABORASI
Selain hal tersebut, perseroan membuka kerja sama dengan beberapa tekfin untuk berkolaborasi baik dengan cara join financing maupun channeling untuk jenis pembiayaan tanpa agunan ini. Perseroan pun berharap penyaluran KSM sampai akhir tahun dapat melampui industri secara umum.

Hal serupa disampaikan Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan yang mengatakan KTA perseroan mayoritas adalah cross selling dengan nasabah payroll existing, kartu kredit, dan tabungan. Saat ini, KTA perseroan pun masih tumbuh di level 10% yoy.
“Daripada tekfin, saya rasa bank harusnya menawarkan bunga yang lebih bagus, walau saya rasa ada perbedaan segmen dengan tekfin yang relatif menyasar segmen non bankable dan tiket size jauh lebih kecil. Ticket size kami Rp75 juta - Rp100 juta,” katanya.

Sementara itu, tak semua bank besar mencatat pertumbuhan yang menggiurkan. Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hari Purnomo mengatakan pertumbuhan KTA perseroan, yakni kredit BRIGuna malah cenderung tumbuh moderat pada Agustus 2019.

Bahkan, imbuh Hari, pertumbuhan kredit BRIGuna tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit segmen konsumer lainnya, misalnya KPR, yang masih positif sekitar 23% yoy per Agustus 2019.

“Pertumbuhan kredit BRIGuna yang moderat tersebut lebih disebabkan semakin ketatnya persaingan di pasar payroll loan,” katanya.

Hari menuturkan, perseroan masih akan mendorong pertumbuhan BRIGuna hingga akhir tahun 2019. Selain menyesuaikan tingkat suku bunga sesuai dengan kondisi persaingan, perseroan akan memacu kredit lewat platform digital yang dimiliki perseroan dan anak usaha, PT BRI PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro).

“Strategi yang dilakukan oleh BRI untuk meningkatkan kredit Briguna antara lain dengan digitalisasi proses bisnis kredit BRIGuna dengan teknologi seperti BRISpot dan Pinang [Pinjaman Tenang],” jelas Hari.

Hari menambahkan, dengan upaya menggenjot kredit melalui platform digital, perseroan tetap optimis pertumbuhan kredit BRIGuna pada akhir tahun akan terus membaik sesuai dengan target yang ditetapkan akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper