Bisnis.com, JAKARTA - Sektor infastruktur dinilai masih menjadi salah satu sektor andalan bagi perbankan dalam menyalurkan kredit sindikasi hingga akhir tahun 2019.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rohan Hafas menyampaikan, perseroan masih melihat prospek kredit sindikasi yang sangat menjanjikan untuk kuartal IV/2019, utamanya pada sektor-sektor yang dinilai potensial.
"Bank akan terus mendorong sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan dan memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional seperti pembiayaan infrastruktur, energi, dan sektor-sektor lainnya," katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Per September 2019, Bank Mandiri mencatat telah berpartisipasi dalam kurang lebih 25 kredit sindikasi dengan total komitmen sebesar US$2,241 juta per September 2019.
Rohan mengutarakan, tren pertumbuhan kredit sindikasi per September 2019 memang terlihat mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu sebab terdapat beberapa proyek yang mengalami penundaan menjadi ke kuartal IV/2019.
Penundaan tersebut menurut Rohan terjadi karena sebagian perusahaan menunggu waktu yang tepat untuk meluncurkan proyeknya.
Namun begitu, perseroan menyatakan optimis kredit sindikasi masih akan melaju positif hingga akhir tahun dengan melihat beberapa pipeline kredit sindikasi yang saat ini sedang dikerjakan dan berpotensi untuk ditutup di kuartal IV/2019.
Rohan menambahkan, perseroan berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan kredit nasional dan berpartisipasi dalam kredit sindikasi nasional. Jika dilihat dalam 5 tahun terakhir, tutur Rohan, pertumbuhan kredit sindikasi mengalami tren peningkatan.
Pada tahun 2019 saja, pertumbuhan kredit sindikasi perseroan terdorong oleh beberapa sektor, yang diantaranya pproyek infrastruktur, energi, dan multifinance.
Menurutnya, pertumbuhan kredit sindikasi akan terpacu seiring dengan peningkatan kepercayaan akan Indonesia, salah satu faktornya adalah dengan Investment grade rating untuk Indonesia dengan outlook positif atau stabil.
Perseroan pun memproyeksikan adanya pertumbuhan pada kredit sindikasi kedepan dengan melihat adanya pertumbuhan ekonomi dan dukungan dari perbankan nasional maupun asing dalam pertumbuhan kredit sindikasi Indonesia.
"Selain itu ditengan tren pemberian suku bunga negatif di berbagai negara, Indonesia masih memberikan pilihan yang menarik untuk investasi sehingga pertumbuhan kredit sindikasi akan semakin baik," jelas Rohan.
Di samping itu, Head of Corporate Secretary Division Bank BJB Muhammad Asadi Budiman mengatakan hingga September 2019, hampir 80% portofolio sindikasi perseroan ditopang oleh sektor infrastruktur, misalnya proyek jalan tol.
"Untuk sindikasi saat ini kami masih tetap fokus pada infrastruktur. Pipeline kami pun masih seputar pembiayaan infrastruktur," kata Asadi.
Bahkan, Asadi memperkirakan, sektor infrastruktur masih akan menjadi salah satu fokus pemerintah ke depan, sehingga porsi pembiayaan dari bank masih diperlukan, demikian pula kredit sindikasi ke depan diyakini akan kembali tumbuh.
Adapun, kredit sindikasi yang sudah disalurkan perseroan hingga September 2019 tercatat sebesar Rp1,2 trilliun atau turun 25,95% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, lanjutnya, jika melihat data sepanjang 4 tahun terakhir sejak 2014 hingga 2018 lalu, kredit sindikasi perseroan tumbuh 18,96% secara tahunan.
Asadi mengutarakan, perseroan akan terus berupaya mendorong kredit sindikasi. "Hingga akhir tahun 2019 masih terdapat fasilitas-fasilitas yang belum ditarik, kami harap di kuartal IV/2019 ini akan segera dieksekusi," tutur Asadi.