Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Mesin ATM Melambat, Ini Analisis Atas Fenomena Itu

Penurunan jumlah mesin anjungan tunai mandiri ATM kian merosot saat ini. Salah satu penyebabnya diperkirakan karena gaya hidup digital savvy atau pengurangan penggunaan uang tunai yang kian marak.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra.

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan jumlah mesin anjungan tunai mandiri ATM kian merosot saat ini. Salah satu penyebabnya diperkirakan karena gaya hidup digital savvy atau pengurangan penggunaan uang tunai yang kian marak.

Pengamat Sistem Pembayaran Santoso Liem mengatakan gaya hidup digital savvy konsumen semakin terlihat, tercermin dari transaksi melalui e-channel perbankan yang meningkat signifikan, sedangkan transaksi melalui jaringan ATM dan kantor cabang kian menurun.

"Transaksi di mesin ATM dalam 3 tahun terakhir tetap tumbuh tapi memang menurun, bahkan sekarang pertumbuhannya hanya single digit. Tidak disangka karena mesin ATM awalnya kan digunakan untuk mengeluarkan uang tunai. Dengan dibukanya ekosistem digital, dampaknya alat transaksi ATM trennya menurun," katanya kepada Bisnis, Rabu (23/10/2019).

Santoso menyebut, penurunan pertumbuhan transaksi tidak hanya terjadi pada mesin ATM, melainkan juga pada kantor cabang, yang dampak penurunannya sangat signifikan.

Di samping itu, saat ini, nasabah juga memiliki sangat banyak pilihan untuk melakukan transaksi, baik melalui mobile banking, internet banking, uang elektronik, maupun layanan transaksi lainnya.

"Pemain semakin banyak, konsumen sudah melek digital, jadi sudah mulai shifting dari transaksi tradisional ke transaksi digital," jelas Santoso.

Namun hal tersebut tidak berarti negatif, karena semakin perbankan mengarah ke digital, beban operasional, dan belanja modal pun dapat ditekan. Permasalahannya adalah bagaimana bank menaikkan kapasitas penggunaan setiap alat transaksi.

Dia pun menuturkan, ke depan perbankan akan tetap menambah mesin ATM, tetapi pertumbuhannya tidak akan sederas tahun-tahun lalu. Di sisi lain, perbankan pun kemungkinan akan mengurangi penambahan kantor cabang.

Menurut Santoso, Indonesia masih sangat luas dan kemajuan ekonomi kelas menengah bawah masih tetap bertumbuh, sehingga kebutuhan coverage untuk bertransaksi harus tetap dipenuhi perbankan, kendati kapasitas alat transaksi seperti kantor cabang dan mesin ATM tidak akan terlalu maksimal.

Berdasarkan data Bank Indonesia, tercatat pertumbuhan mesin ATM terus menurun. Data terakhir, per Juli 2019, jumlah mesin ATM hanya tumbuh 0,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pada 2019, pertumbuhan masih tercatat dua digit, yakni sebesar 19,10 persen. Penurunan signifikan mulai terlihat sejak 2015 hingga 2018, masing-masingnya tercatat turun menjadi 9,49 persen, 4,16 persen, 3,13 persen, dan 0,23 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper