Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jamkrindo Laba Rp765,7 Miliar pada 2019, Tumbuh 50,6 Persen

Pada 2020, Jamkrindo mematok target volume penjaminan senilai Rp231,5 triliun atau naik 13,5 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.
ilustrasi - Logo Jamkrindo
ilustrasi - Logo Jamkrindo

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia atau Perum Jamkrindo mencatatkan laba sebelum pajak Rp765,7 miliar pada 2019. Jumlah laba ini tumbuh 50,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto menjelaskan salah satu pendorong laba Jamkrindo adalah strategi perusahaan dalam menjaga biaya penjaminan. Hal tersebut dicapai di antaranya dengan melakukan efisiensi internal dan menekan non performing guarantee (NPG).

"Sederhana, sepanjang bisa menjaga cost maka bottom line sudah pasti akan naik. Cost industri penjaminan dari mana? Efisiensi dari dalam sudah pasti dan membuat NPG menjadi lebih kecil," ujar Randi, di Kantor Pusat Jamkrindo Jakarta. Kamis (20/2/2020).

Lebih lanjut Randi menjelaskan volume penjaminan Jamkrindo pada 2019 mencapai Rp203,9 triliun atau naik 16,7 persen (year-on-year/yoy). Capaian ini setara 112 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) senilai Rp182,3 triliun.

Randi menjelaskan dari total penjaminan ini sebanyak Rp144,9 triliun atau sekitar 71 persen merupakan penjaminan non kredit usaha rakyat (KUR). Sementara penjaminan KUR 2019 tercatat senilai Rp59,01 triliun atau 29 persen dari keseluruhan.

Nilai penjaminan ini mencakup 5,5 juta usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) non KUR. Sedangkan, jumlah UMKM KUR yang dijamin mencapai 2,1 juta.

Dari total nilai penjaminan, imbal jasa penjaminan (IJP) bersih mencapai Rp2,53 triliun. Jumlah tersebut meningkat hingga 54,2 persen (yoy) dari tahun sebelumnya senilai Rp1,64 triliun.

Dengan capaian kinerja ini aset perseroan mencapai Rp17,5 triliun. Tumbuh 8,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun, ekuitas Jamkrindo pada 2019 sebesar Rp11,9 triliun atau naik 5,8 persen dari 2018 senilai Rp11,2 triliun.

Randi pun menjelaskan bahwa terdapat beberapa sektor yang menggerakkan motor pertumbuhan penjaminan pada tahun ini, yakni sektor produksi, jasa perdagangan, konstruksi, dan usaha non-produktif.

”Penjaminan di sektor konstruksi didorong oleh suretyship, kontra bank garansi dan usaha non-produktif tahun. Lini ini didorong oleh penyaluran FLPP dan pinjaman multiguna,” ujarnya.

PROYEKSI 2020

Randi menilai bahwa tahun tikus logam ini merupakan tahun yang penuh tantangan. Meskipun begitu, dia bersama jajaran direksi Jamkrindo optimistis bisa mencapai target yang sudah ditetapkan.

Pada 2020, Jamkrindo mematok target volume penjaminan senilai Rp231,5 triliun atau naik 13,5 persen. Target tersebut terdiri dari penjaminan KUR senilai Rp95 triliun dan penjaminan non-KUR sebesar Rp136,5 triliun.

Untuk mencapai target tersebut, beberapa hal yang dilakukan manajemen antara lain memperkuat portofolio produk, memperkuat sinergi BUMN, melakukan penjaminan yang berorientasi profitabilitas, serta memperkuat dan mengembangkan jejaring kemitraan.

”Kami optimistis bisa mencapai target tersebut. Menggembirakan bahwa masyarakat atau anak muda fokusnya bukan hanya menjadi pekerja, tetapi juga membuka usaha sendiri, itu menjadi potensi yang besar bagi penjaminan,” ujar Randi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper