Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp2,1 triliun sepanjang tahun lalu. Raihan ini tumbuh 16 persen secara tahunan.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan raihan tersebut didorong oleh pendapatan bunga yang naik 10 persen yoy menjadi Rp12 triliun. Namun, beban bunga turut terkerek 13 persen yoy menjadi Rp4,8 triliun.
"Lalu pendapatan bunga bersih naik 8 persen menjadi Rp7,2 triliun. Kemudian pendapatan operasional naik 11 persen menjadi Rp8,3 triliun, sedangkan biaya operasional naik 8 persen menjadi Rp3,7 triliun," ujarnya Jumat (21/2/2020).
Dengan kinerja tersebut, laba operasi bersih naik 14 persen yoy menjadi Rp4,6 triliun. Biaya kredit Adira senilai Rp1,7 triliun yang menghasilkan 16 persen laba bersih sebelum pajak menjadi Rp2,9 triliun.
Sementara itu ROA dan ROE Adira Finance tercatat masing-masing sebesar 6,3 persen dan 29,2 persen yang menunjukkan sedikit perbaikan dari kinerja 2018.
Selain itu, angka kredit macet atau NPL membaik ke posisi 1,6 persen dari nilai piutang 2019, dibandingkan 2018 lalu yang di angka 1,7 persen.
"Gearing ratio turun menjadi 2,8x dari 3,1x pada 2018, dan ini jauh lebih rendah dari ketentuan OJK yang diatur sebesar 10x. Kehati-hatian kami dalam penyaluran pembiayaan underwriting terus mendukung praktik manajemen risiko yang prudent," ujarnya.