Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja bisnis teknologi finansial (tekfin/fintech) peer-to-peer (P2P) lending sektor dana pendidikan diperkirakan bakal terus meroket lantaran memiliki pangsa pasar yang besar dan belum banyak terjamah oleh industri keuangan lainnya.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede memprediksi peluang perusahaan fintech P2P lending sektor pendidikan di Indonesia untuk mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun ke depan.
"Hal tersebut, tidak lepas dari rendahnya tingkat risiko pinjaman meskipun memiliki tenor yang cukup panjang. Pasalnya, pinjaman untuk keperluan pendidikan biasanya di-back up oleh orang tua," ujar Tumbur kepada Bisnis, Selasa (17/3/2020).
Selain itu, lanjut Tumbur, banyaknya masyarakat Indonesia yang underbanked dan unbanked menjadi lahan empuk bagi fintech pendidikan. Pasalnya elemen masyarakat tersebut belum digarap oleh lembaga perbankan yang menyalurkan pinjaman pendidikan, yang biasanya memiliki plafon di kisaran lebih dari Rp100 juta.
Adapun, pada tahun lalu, laporan Daily Social bertajuk "Fintech Report 2019: Moving Toward a New Era in Indonesia's Financial Industry" mencatat terdapat 2 perusahaan P2P lending di bidang pendidikan yang meraup pendanaan. Salah satunya, KoinWorks yang berhasil mendominasi dengan meraup tiga kali pendanaan di sepanjang tahun.
Pada Januari 2019, perusahaan meraup pendanaan Seri A senilai US$13,6 juta. Pendanaan berlanjut di Juni dengan nilai US$16,2 juta melalui pendanaan Seri B. Pada November, KoinWorks kembali meraup pendanaan undisclosed di level Seri B.
Baca Juga
Selain KoinWorks, perusahaan P2P lending di sektor pendidikan Dana Cita meraup pendanaan dengan nilai tertutup di level seed funding.
VP of Marketing Growth KoinWorks Frecy Ferry Daswaty mengatakan permintaan terhadap pinjaman untuk keperluan pendidikan terus mengalami peningkatan. Hal tersebut, seiring dengan peningkatan biaya pendidikan yang terjadi tiap tahun.
Adapun, lanjut Frecy, tingginya permintaan terhadap pinjaman dana pendidikan tergambar dari jumlah penyaluran pinjaman untuk pembiayaan pendidikan yang terus meningkat.
"Bahkan, pada akhir Desember 2019 lalu pertumbuhan penyalurannya mencapai lebih dari 300 persen dari tahun sebelumnya," ujar Frecy kepada Bisnis.
Adapun, hingga akhir tahun lalu peningkatan penyaluran pinjaman untuk pembiayaan pendidikan oleh KoinWorks mencapai 314 persen. Tahun ini, perusahaan menargetkan peningkatan angka penyaluran hingga 2 kali lipat serta dapat bekerja sama dengan lebih banyak institusi pendidikan.
Sebagai strategi, lanjutnya, KoinWorks mulai melakukan pendekatan ke calon-calon mahasiswa dengan mengunjungi sekolah-sekolah, termasuk ke universitas.
Upaya tersebut bertujuan mengedukasi para pelajar agar tidak khawatir dalam menggunakan layanan pinjaman pendidikan.
"Pasti banyak dari mereka yang takut pinjaman tersebut malah akan membebankan, jadi kami edukasi di bagian itu," sambungnya.
Proses edukasi sendiri merupakan tantangan utama bagi perusahaan fintech lending di sektor pendidikan. Pasalnya, banyak para pelajar yang merasa belum perlu mengambil cicilan untuk biaya pendidikan.
Alhasil, lanjutnya, calon mahasiwa memilih untuk menyesuaikan pilihan universitas dengan bujet yang tersedia. Padahal, kesempatan bagi calon mahasiswa tetap bisa mendapatkan pendidikan di universitas dengan kualitas pendidikan lebih baik dinilai masih sangat terbuka.
Sejauh ini, tingkat keberhasilan pinjaman mulai dari pengajuan hingga pengembalian di Koinworks di atas 80 persen dengan persentase non performing loan (NPL) di bawah 1 persen.
Dihubungi terpisah, CEO & Co-Founder Dana Didik Dipo Satria R. mengatakan peningkatan jumlah permintaan pinjaman untuk keperluan pendidikan yang tidak diiringi dengan kesiapan perbankan dan lembaga keuangan lainnya dalam menyalurkan pinjaman membuka peluang untuk fintech student loan.
Menyambut peluang tersebut, ujarnya, Dana Didik melakukan kerja sama dengan beberapa kampus di seluruh Indonesia, terutama kampus-kampus di luar kota besar.
"Selain itu, kami fokus pada kegiatan visit campus untuk mengenalkan Dana Didik sekaligus memberikan literasi keuangan pada mahasiswa-mahasiswa Indonesia," ujar Dipo kepada Bisnis.