Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menegaskan dampak gejolak rupiah akibat penyebaran Covid-19 atau virus Corona terhadap laju inflasi di dalam negeri cukup rendah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan dampaknya rendah karena empat alasan utama. Pertama, ketersediaan pasokan cukup sehingga pengaruh inflasi bahan makanan atau volatile food minim.
Kedua, BI menilai kenaikan permintaan itu masih bisa dipenuhi dari kenaikan penawaran. Ketiga, confidence kredibilitas BI mengelola kebijakan monter tercapai sasaran inflasi tercapai 3%-4%.
"Hal ini karena adanya koordinasi erat dengan TIPD," tegas Perry dalam briefing melalui YouTube, Kamis (26/3/2020).
Keempat, BI memandang pelemahan rupiah karena kepanikan global. Perry melihat jika penyelesaian Covid-19 berjalan dengan baik ditopang dengan kebijakan moneter, maka rupiah bisa kembali stabil.
"Pelemahan rupiah bersifat temporer, korporasi tidak akan menaikkan harga," ujar Perry.