Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Stabilitas Sektor Keuangan Terjaga, Asing Jual SBN Rp98,28 Triliun

Pulihnya perekonomian dunia akan sangat bergantung pada berakhirnya wabah virus Corona di tataran global.
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta./istimewa
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan memastikan hingga Maret 2020 ini stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga meski perekonomian tertekan akibat merebaknya virus corona  atau Covid-19 di banyak negara

Anto Prabowo, Deputi Komisioner Humas dan Logistik menyebutkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh regulator baik di sektor perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank diharapkan menjadi countercyclical dampak penyebaran virus corona.

“OJK senantiasa memantau perkembangan ekonomi global yang sangat dinamis dan berupaya untuk terus memitigasi potensi risiko yang ada terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik,” ulas Anto dalam keterangan tertulis, Jumat (27/3/2020).

Menurutnya, kondisi perekonomian global diperkirakan akan terkontraksi cukup dalam pada semester 1/2020. Ekonomi diharapkan kembali pulih pada semester 2-2020.

“Pulihnya perekonomian global akan sangat bergantung pada berakhirnya wabah virus Corona di tataran global,” katanya.

Besarnya sentimen negatif terkait penyebaran virus Corona baik secara global maupun perkembangan di Indonesia mempengaruhi kinerja sektor jasa keuangan domestik, khususnya di pasar keuangan, baik pasar saham maupun SBN.

Meski menyebutkan stabilitas keuangan terjaga, semenjak awal Maret 2020 sampai dengan 24 Maret 2020 OJK mencatat investor asing keluar dari pasar saham dan SBN masing-masing sebesar Rp6,11 triliun dan Rp98,28 triliun. 

Dengan kondisi tersebut, pasar saham melemah signifikan sebesar 27,79 persen mtd atau 37,49 persen ytd menjadi 3.937,6. Pelemahan juga diikuti dengan pelemahan di pasar SBN dengan yield yang rata-rata naik sebesar 118,8 bps mtd atau 95bps ytd. Pelemahan ini disebabkan pada kekhawatiran investor terhadap virus corona yang akan berdampak pada kinerja emiten di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper