Bisnis.com, JAKARTA — PT Sili Gadai Nusantara menilai bahwa penyaluran pembiayaan gadai pada masa lebaran tahun ini berpotensi lebih lesu dibandingkan dengan masa-masa lebaran sebelumya, karena adanya gangguan dari pandemi virus corona (COVID-19).
Direktur Sili Gadai Rainaldus Bramy menjelaskan bahwa penyebaran COVID-19 tersebut telah memberikan tantangan bagi perekonomian sehingga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Hal tersebut menurutnya akan turut memengaruhi kinerja industri pergadaian.
Bramy menjelaskan bahwa salah satu faktor yang akan memengaruhi kinerja industri adalah adanya kendala bagi masyarakat untuk mendatangi kantor gadai. Meskipun begitu, menurutnya, perusahaan-perusahaan gadai akan memaksimalkan berbagai strategi bisnis.
"Saya masih optimistis untuk kinerja bisnis saat ini, tapi kita harus mengakui untuk lebaran tahun ini kita tidak bisa memaksakaan untuk pasar menjadi ramai karena keadaan seperti ini," ujar Bramy kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).
Dia menjelaskan bahwa untuk menjaga kinerja dalam kondisi pandemi ini, Sili Gadai akan menjaga pelayanan agar tetap sesuai dengan standar. Hal tersebut menurutnya menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan nasabah dalam menggunakan jasa perseroan.
Bramy optimistis bahwa tekanan akibat virus corona itu bersifat temporer dan dapat dihadapi oleh industri gadai, seiring kebutuhan akan gadai tetap ada di masyarakat. Dia pun menilai bahwa selepas masa lebaran, bisnis gadai dapat kembali tumbuh.
"Saya yakin bulan Juni atau Juli bakal ada peluang [pertumbuhan] lagi," ujar dia.
Berdasarkan Statistik Perusahaan Pergadaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan dan pinjaman yang disalurkan oleh industri pergadaian pada Februari 2020 mencapai Rp53,03 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari Rp52,68 triliun yang disalurkan perusahaan pemerintah dan Rp349 miliar yang disalurkan swasta.
Total penyaluran pembiayaan dan pinjaman itu tumbuh 3,92 persen (month-to-month/mtm) dibandingkan dengan Januari 2020 senilai Rp51,03 triliun. Adapun, secara tahunan atau jika dibandingkan dengan Februari 2019, penyaluran itu mencatatkan pertumbuhan 25,08 persen dari posisi Rp42,4 triliun.
Pembiayaan dan pinjaman yang disalurkan oleh perusahaan-perusahaan pergadaian swasta tercatat belum tumbuh signifikan sejak September 2019. Dalam statistik OJK tertulis bahwa penyaluran oleh pihak swasta sejak September 2019 hingga Februari 2020 berada pada kisaran Rp349 miliar.