Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) berencana akan menyuntik modal anak usaha syariahnya, BJB Syariah, senilai Rp100 miliar.
Head of Corporate Secretary Division Bank BJB Widi Hartoto mengatakan penyuntikan modal tersebut telah masuk ke dalam rencana bisnis bank (RBB) 2020 dan akan direalisasikan pada semester kedua tahun ini.
"Tahun ini kami ada rencana, sudah masuk juga di dalam RBB dalam rangka memenuhi POJK 12/2020, pada semester kedua senilai Rp100 milliar," katanya kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).
Adapun pada tahun ini, perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan dan himpunan dana pihak ketiga (DPK) dapat tumbuh di kisaran 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Direktur Utama PT Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) Indra Falatehan mengatakan kondisi pandemi virus corona (covid-19), yang menekan hampir seluruh sektor ekonomi, ikut memberi dampak perlambatan pada bisnis pembiayaan perbankan syariah.
Oleh karena itu, Indra memproyeksikan target yang telah ditetapkan pada tahun ini kemungkinan akan sulit dicapai hingga akhir tahun.
Baca Juga
"Kami perkirakan pencapaian terhadap target RBB yang telah ditetapkan mungkin sedikit di bawah. Hal ini tentunya mempertimbangkan dengan kondisi pasar serta kemampuan para konsumen dalam wabah covid 19 ini," katanya.
Meski demikian, Indra mengatakan perseroan telah melakukan stress test terhadap dampak corona, salah satunya dalam mengantisipasi memburuknya kualitas pembiayaan.
Dia menambahkan kemampuan modal perseroan berdasarkan simulasi stress test tersebut masih tergolong aman, di atas ketentuan rasio kecukupan modal yang ditetapkan pihak regulator.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, rasio kemampuan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan tercatat sebesar 14,95 persen pada 2019.
Perseroan pun masih berupaya mendorong penyaluran pembiyaan dengan strategi yang dilakukan di antaranya mengembangkan bisnis organik melalui peningkatan, serta optimalisasi portofolio pembiayaan dari nasabah eksisting.