Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang Kuartal I, Bank Mandiri Salurkan KUR Rp6,58 Triliun

Penyaluran tersebut didominasi ke bidang pertanian, jasa produksi, dan perdagangan.
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada kuartal I/2020 telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp6,58 triliun kepada 79.060 debitur.

Penyaluran tersebut didominasi ke bidang pertanian dengan porsi sebesar 24,80 persen, jasa produksi 22,81 persen, dan perdagangan 40,58 persen.

Realisasi penyaluran KUR pada kuartal I/2020 tersebut naik 27 persen dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu yang senilai Rp5,17 triliun.

Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan saat ini permintaan KUR masih ada meskipun jumlahnya sangat kecil. KUR disalurkan pada usaha yang tidak terdampak pandemi Covid-19.

Menurutnya, penurunan penyaluran KUR mulai terasa sejak April 2020. Meskipun Bank Mandiri tetap menyalurkan KUR, jumlahnya terhitung kecil untuk mencapai target tahun ini.

"Kemungkinan tidak tumbuh [penyaluran KUR mulai April], karena run off lebih besar daripada new booking," katanya.

Soal stimulus pemerintah yang memberikan relaksasi pengajuan KUR dinilai harus dikembalikan pada permintaan masyarakat. Di tengah pandemi virus corona, kebutuhan masyarakat untuk mengajukan KUR menurun.

Apalagi saat ini pengajuan KUR mengalami kendala karena kredit baru harus diajukan dengan melakukan kunjungan ke kantor cabang. Sementara itu, saat ini pengajuan KUR yang diterima Bank Mandiri berasal dari nasabah eksisting maupun eks nasabah yang pernah melakukan pinjaman.

Menurutnya, saat ini Bank Mandiri lebih fokus melakukan restrukturisasi KUR yang bermasalah. Apalagi saat ini zona merah Covid-19 yang semakin meluas.

"Kalaupun ada realisasi, sangat kecil. Permintaan pinjaman turun mengikuti sektor real menurun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper